Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Seorang Perempuan di Cina Positif Terinfeksi H7N9
Oleh : Redaksi
Senin | 12-08-2013 | 21:26 WIB
Wanita-Cina-Positif-Terinfeksi-H7N9.jpg Honda-Batam
Seorang anak terinfeksi virus flu burung H7N9 tengah dirawat di rumah sakit Ditan di Beijing (foto:VoA)

GUANGZHOU, batamtoday - Seorang perempuan di Provinsi Guandong, Cina, telah dilaporkan positif terinfeksi virus H7N9, strain dari virus flu burung. Departemen Kesehatan Guandong menyatakan, Sabtu kemarin, melaporkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah menkonfirmasi sample yang diambil dari perempuan berusia 51 tahun itu.

Dilansir dari laman Xinhua, pasien terinfeksi yang bermarga Chen itu dibawa ke Rumah Sakit Umum Huizhou City pada 3 Agustus setelah mengalami demam selama sepekan. Perempuan itu bekerja sebagai penyembelih unggas di sebuah pasar lokal di Baoluo selama bertahun-tahun.

Kemudian, pada Jumat malam, dia dipindahkan ke Rumah Sakit Afiliasi Pertama Guangzhou Medical University untuk mendapatkan pengobatan. Menurut pernyataan Departemen Kesehatan, pasien tersebut dalam kondisi kritis namun tetap sadar, dengan tanda parameter kehidupan yang stabil.

Zhong Nanshan, Direktur Institut Penyakit Pernafasan Guangzhou, telah menyusun rencana perawatan untuk Chen. Sebuah tim ahli juga telah dibentuk untuk merawatnya.

Pada Sabtu sore lalu, otoritas kesehatan setempat telah melakukan observasi medis kepada 54 dari 96 orang yang ditempatkan di bawah pengawasan medis setelah mereka kontak dekat dengan pasien. Salah satunya putra pasien, yang menunjukkan demam rendah pada Jumat malam dengan suhu tubuhnya mencapai 37,8 derajat Celcius, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Guangdong.

"Tapi setelah dites H7N9, putranya negatif dan demamnya hilang pada Sabtu dini hari," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Guangdong.

Sementara, orang-orang lain yang telah melakukan kontak secara dekat dengan wanita itu sejauh ini tidak menunjukkan gejala tidak normal.

Wakil Direktur Dinas Kesehatan Provinsi Guangdong, Liao Xinbo, mengatakan, setelah melakukan survei epidemi, Guangdong masih menghadapi risiko sporadis manusia yang terinfeksi H7N9 dan kemungkinan infeksi dari manusia ke manusia tidak bisa dikesampingkan.

Setelah Chen didiagnosis sebagai kasus infeksi H7N9 yang dicurigai, otoritas pertanian melakukan tes pada sampel semua unggas termasuk 69 ekor ayam, delapan ekor bebek dan satu ekor angsa di pasar tempat Chen pernah bekerja, kata seorang pejabat Departemen Pertanian Provinsi Guangdong.

"Semua sampel, termasuk 25 sampel lingkungan, telah diuji negatif virus H7," kata pejabat itu.

Kasus baru di Guangdong telah menunjukkan total manusia yang terinfeksi H7N9 di daratan Cina untuk 134 tahun ini. Dari kasus, 44 orang meninggal dunia. Pada bulan Juli lalu, pemerintah Cina telah melaporkan kasus flu burung H7N9 tunggal di utara Provinsi Hebei.

Kebetulan, setelah mempelajari kasus dua manusia H7N9 manusia yang didiagnosis di Provinsi Jiangsu, Cina timur, peneliti di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Provinsi Jiangsu, mengatakan pada awal bulan ini, bahwa virus H7N9 mungkin telah menyebar dari manusia ke manusia, tetapi melalui transmisi yang terbatas dan tidak berkelanjutan .

Kasus kedua manusia yang terinfeksi H7N9 di Jiangsu adalah seorang ayah dan putrinya, yang keduanya tewas oleh H7N9 pada bulan April lalu.

Para peneliti menyimpulkan dalam laporan yang dimuat di situs British Medical Journal pada Rabu bahwa sangat mungkin bahwa flu burung H7N9 "ditularkan secara langsung dari ayah 60 tahun kepada putrinya."

Pemerintah Cina menghentikan kondisi tanggap darurat terhadap wabah flu burung H7N9 pada akhir Mei. Namun Cina telah memantau situasi dan sedang mempersiapkan untuk kemungkinan setiap wabah pada musim gugur dan musim dingin mendatang, kata Deng Haihua, juru bicara Kesehatan Nasional dan Komisi Keluarga Berencana, Kamis. (*)

Editor: Dodo