Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mencoba Berbagai Jenis Sate di Indonesia
Oleh : Dodo
Selasa | 23-04-2013 | 11:39 WIB
sate.jpg Honda-Batam
(Foto: vkeong.com)

BATAM - Sate merupakan produk kuliner khas Indonesia. Irisan daging dengan berbagai cita rasa ini hadir dengan rasa berbeda di setiap daerahnya.

Situs femina mencoba mengulas kuliner sate ini. Berikut jenis-jenisnya,

  •     Sate Cilacap: Tusuk satainya ada dua buah dalam tiap satai. Menggunakan potongan daging ayam yang ukurannya lebih besar daripada satai ayam lainnya. Spicy, karena sebelum dibakar, potongan ayamnya sudah direndam dalam bumbu.
  •     Sate Banjar: Terdiri atas daging ayam dan kulit ayam. Warna bumbunya kemerahan. Rasanya komplet, kombinasi pedas, kecut, dan manis. Pedasnya bikin keringetan karena bumbu habang-nya (bumbu inti Banjar) dibuat dari cabai merah kering dalam saus kacangnya.
  •     Sate Buntel: Jika penasaran, bayangkan menyantap bakso urat yang kenyal. Satai Solo ini memang berisi campuran daging, urat, dan lemak yang dikepal ke tusuk  satai. Finishing touch-nya unik, karena satai dibungkus lemak kambing sehingga, sebelum dibakar, tiap kepalnya seperti dibungkus jaring-jaring putih.
  •     Sate Lilit: Hadir dalam nasi rames Bali. Bisa terbuat dari daging ayam atau seafood (biasanya ikan campur udang, atau ikan saja). Manis karena bercampur kelapa parut. Batang serai sebagai tusukan adalah versi priayi (perkembangan presentasi di hotel dan resto keren) karena aslinya memakai batang  lidi/bambu biasa. Di Ubud, juga ada sate kakul, dari siput dan disertai jukut ares (urap batang pisang).
  •     Sate Ayam Ponorogo: Sekilas mirip satai ayam Madura, hanya warna saus kacangnya lebih muda. Bumbunya hanya kacang tanah semata sehingga rasanya, ya, rasa kacang tanah yang gurih (sesekali bercampur irisan bawang merah). Terdiri atas daging ayam berkulit, atau daging ayam dan kulit ayam secara terpisah. Variasi lainnya: usus, hati ayam, dan ampela.
  •     Sate Ambal: Diambil dari kata daerah di Kabupaten Kebumen. Saus kacangnya dari kacang kedelai yang sudah diproses menjadi tempe mondol, yaitu tempe yang belum jadi (serat-serat putih hasil fermentasinya belum terbentuk). Jangan terkejut dengan rasa bumbunya yang manis. Disantap bersama  ketupat, bukan lontong atau nasi.

Editor: Dodo