Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengungkapan Kasus Kematian Empat Bocah Makin Suram

Geruduk Mapolresta Barelang, Warga PK NTT Tuntut Komitmen dan Tanggung Jawab Polisi
Oleh : Hendra Zaimi
Senin | 22-04-2013 | 10:43 WIB
flores-demo.jpg Honda-Batam
(Foto: Hendra/batamtoday)

BATAM, batamtoday - Ratusan massa Persatuan Keluarga Nusa Tenggara Timur (PKK NTT) Kota Batam mendatangi Mapolresta Barelang, Senin (22/4/2013) sekitar pukul 10.00 WIB untuk mempertanyakan hasil penyidikan kematian empat bocah di Pasar Cik Puan, Bengkong.

Rombongan PK NTT ini sebelumnya menggelar konvoi dari kediaman empat bocah di Kampung Durian Bengkong, menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat massa langsung berkumpul di depan halaman Mapolresta Barelang.

Sesampai di Mapolresta Barelang, perwakilan PK NTT ini langsung menggelar orasi mempertanyakan hasil penyidikan kasus empat bocah yang sudah berlalu hampir dua bulan namun tak kunjung mendapatkan hasil.

"Kepolisian jangan tidur, mana hasil penyidikan empat bocah hingga kini tak ada hasilnya," kata salah satu orator dari PK NTT dalam orasinya.

Dalam orasinya, PK NTT menuntut kepolisian dapat segera menyampaikan hasil labfor dan otopsi organ tubuh keempat bocah yang hingga kini belum juga disampaikan pihak kepolisian.

"Kami mendesak kepolisian mengungkap kasus ini, sebab anak kami meninggal karena korban pembunuhan atau kriminal," tegasnya.

Setelah sekitar 10 menit melakukan orasi di depan Mapolresta Barelang, massa PK NTT ini langsung bergerak ke Polda Kepri untuk melanjutkan aksi mereka dalam menuntut penyidikan kematian empat bocah.

Sebelumnya, saat peringatan 40 hari meninggalnya keempat bocah, keluarga besar empat bocah dan Aliansi Pemuda Indonesia Timur (APIT) mengaku sangat kecewa terhadap kinerja aparat kepolisian, sebab sudah satu setengah bulan berlalu namun teka-teki kematian anak-anak mereka hingga kini belum berhasil diungkap dan ditemukan fakta penyebab di balik kasus tersebut.

"Kami bingung harus berbuat apa lagi untuk mendapatkan jawaban dari kematian anak-anak kami, bahkan sudah 40 hari berlalu belum juga ada titik terang," ujar Ketua APIT, Ellyas Lagoday kepada batamtoday Rabu (10/4/2013).

Menurut Ellyas, pengungkapan kasus kematian anak-anak mereka, masing-masing Maria Yelsan Fenge (6), Cosmas Ferson (4), Wihelmus Rudi (3) dan Aprileus Ama Mado (5), bisa dibilang banyak hambatan dan kurang keterbukaan polisi dalam menyampaikan hasil penyidikan.

Selain hasil otopsi terhadap organ tubuh keempat bocah yang dilaksanakan Labfor Medan hingga kini belum juga turun, polisi juga belum bisa mensinkronkan keterangan saksi-saksi dalam mengungkap fakta di balik kasus ini.

"Kami mengaku kecewa dengan kinerja forensik Labfor Medan yang belum bisa memberikan hasil otopsi organ tubuh anak kami. Apakah benar untuk mendapatkan hasil kami harus menunggu selama ini?" tanya Ellyas.

Editor: Dodo