Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sikap P2TP2A Kepri Kecewakan Korban Pencabulan
Oleh : Agus Heryanto
Senin | 25-03-2013 | 16:04 WIB
korban_cabul_pingsan.jpg Honda-Batam
Salah satu korban pencabulan sering pingsan karena mengalami depresi.

TANJUNGPINANG, batamtoday - Armalia Purwanti, pendamping dua korban dugaan pelecehan seksual oleh oknum pejabat Pemprov Kepri merasa kecewa dengan sikap  Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kepri yang menyebut kasus tersebut bisa dimediasikan dan tidak ada alasan untuk dipidanakan, Senin (25/3/2013).

"Apa itu, P2TP2A Kepri katanya melindungi adanya korban prempuan dan anak, toh buktinya nol, jangankan mendampingi ke polisi mana, bohong belakang, saya akan laporkan komnas ham, natik saya telpon deni indrayana, atau  saya sms beliau, biar beliau tau ada warga yang ditindas haknya," kata Armalia dengan nada tinggi.

Armalia mengatakan kemarin dirinya sudah bertemu dengan Sofia, anggota P2TP2A Kepri, yang mengakui hanya menyelesaikan masalah depresi yang dialami kedua korban dengan mediasi, tanpa ada upaya hukum.

Di Polres Tanjungpinang, laporan Ms dan Ys, kakak beradik yang menjadi korban pencabulan yang diduga dilakukan pejabat Pemprov Kepri, hanya diterima satu yaitu laporan perbuatan tidak menyenangkannya saja yang diterima. Sedangkan untuk perbuatan cabul masih didalami polisi sebab satu TKP berada di Pontianak.

Seperti sempat diberitakan sebelumnya, Dua kakak beradik, Ms dan Ys, yang diduga menjadi korban pencabulan oknum pejabat Pemprov Kepri, At melaporkan kasus tersebut ke Polres Tanjungpinang.

Selain didampingi orang tuanya, kedua korban juga didampingi seorang pendamping yang diberikan kuasa oleh kedua korban dan orang tuanya, Armalia Purwati.

Selain membawa sejumlah alat bukti, berupa hasil rekam medik dokter dari RSAL dr Midiyato S, yang menyatakan kedua korban mengalami depresi, Armalia dan ibu korban juga membawa pengakuan pencabulan, yang dituangkan dalam surat korban Ms dan Ys, bersama sejumlah foto yang menunjukkan kedua korban depresi.

Editor: Dodo