Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Soal Tuduhan Pencabulan, At Persilahkan Lapor Polisi

Inilah Kronologis Kakak Beradik Ms dan Ys Tinggal di Rumah At
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 25-03-2013 | 08:30 WIB
Korban-Pencabulan-Oknum-Pejabat-Kepri,-Ms-bersama-orang-Tuanya,-saat-ini-Trauma2.jpg Honda-Batam
Ms, korban dugaan pencabulan yang dituduhkan kepada At, yang masih trauma bersama orang tuanya. (foto: Charles/Btd)

TANJUNGPINANG, batamtoday -- Dugaan perbuatan cabul yang dituduhkan kepada At, salah seorang pejabat di lingkungan Pemprov Kepri, tampaknya akan terus menggelinding. Meski tuduhan itu dengan tegas dibantah At, namun Ms dan Ys, dua kakak beradik asal Pontianak, Kalimantan Barat, yang mengaku menjadi korban pencabutan oleh At, mengatakan akan membawa kasus itu ke ranah hukum dengan melaporkan At ke polisi.


Terkait ancaman Ms dan Ys, yang akan melaporkan dirinya ke polisi, At mempersilahkan. Sebagai warga negara yang baik, katanya, dirinya akan memberikan keterangan (kepada polisi) sebagaimana mestinya.

"Kalau mau lapor polisi, silakan saja. Dan sebagai warga negara yang baik, saya akan memberikan keterangan sebagaimana mestinya. Dan polisi juga takkanlah serta merta percaya begitu saja terhadap cerita mereka, saya juga pasti dimintai keterangan," ujar At kepada batamtoday saat dikonfirmasi terkait tudingan pencabulan yang ditujukan kepadanya, Sabtu (23/3/2013).

Selain itu, At yang menjabat sebagai kabid di sebuah SKPD di Provinsi Kepri ini juga menyesalkan pengakuan yang ngawur dan mengarang-ngarang yang disampaikan Ms dan Ys atas dirinya kepada wartawan. Sehingga dirinya menduga ada motivasi lain dari cerita dan tudingan yang dilakukan Ms serta Ys bersama orang tuanya.

Namun saat disinggung apa motivasi mereka, At mengaku tidak tahu. Dan selama berada di rumahnya, kata At, dirinya tidak pernah memarahi keduanya. Bahkan, dirinya memperlakukan keduanya seperti anak sendiri, dan tidak pernah dibeda-bedakan dengan dua anak kandungnya.

"Mereka itu sudah saya anggap sama seperti anak saya sendiri, saya sekolahkan dan saya berikan kursus menjahit," ungkapnya.

Selain membantah melakukan pencabulan dan perbuatan tidak senonoh, sebagaimana dibeberkan Ms dan Ys bersama orang tuanya, At juga menceritakan asal-muasal dua wanita kakak beradik itu dan adiknya Wawan sampai dan berada di rumahnya.

Dikisahkan At, dirinya dengan Ms dan Ys sebenarnya masih ada hubungan keluarga. Sekitar tahun 2007 lalu, dua kakak beradik itu diantarkan keluarganya dari Pontianak ke Tanjungpinang, hingga tinggal dirumahnya.

"Awalnya Ms yang duluan datang. Karena tidak sekolah, sehingga kami kursuskan menjahit di Adira dan saya juga belikan mesin jahit, dan saat ini mesin jahit-nya masih ada di rumah," begitu At mengisahkan awal mula Ms dan Ys tinggal di rumahnya.

Setelah Ms, lanjut At, satu tahun kemudian atau tahun 2008 lalu, kembali adik Ms bernama Ys datang ke Tanjungpinang yang juga tinggal dirumahnya. Ys pun disekolahkan At di salah satu SMK di Tanjungpinang hingga tamat dan melanjut kuliah.

"Namun saat mau kuliah, dia (Ys-red) pilih jurusan perikanan di UMRAH, tetapi karena tidak punya basik perikanan karena dia tamat SMK, sehingga akhirnya kami kuliahkan di STIE," turu At lagi.

Dalam perkuliahannya awal semester pertama, kata At, lancar saja. Namun masuk semester kedua, karena sudah banyak kenal dengan teman-teman dan ikut berbissnis MLM produk Ki-Ling, hingga akhirnya kuliah Ys terbengkalai. Dan pada semester dua, akhirnya Ys mengambil kelas malam.

"Kami tahu setiap malam dia kuliah, ternyata dia tidak kuliah. Hingga kami terkejut saat diberitahukan dosennya dari tempat kuliah, kalau Ys sudah tiga kali tidak masuk kuliah," ungkap At lagi.

Setelah mendapat pemberitaan dari tempat Ys kuliah, At menambahkan, dirinya menanyakan Ys, dan Ys mengakui kalau dirinya tidak masuk kuliah dengan alasan sibuk berbisniss MLM dan persentasi produk, lihat orang sakit, promosikan obat, dan ikut seminar, hingga kuliahnya sampai tiga kali tidak ikut.

"Akhirnya ketika kami tanya, dia bilang sudah tidak mau kuliah lagi. Namun setelah sekitar 10 hari, Ys kembali meminta kuliah, dan saya katakan agar ditanyakan sama kampusnya, apakah masih bisa karena sudah empat kali tidak masuk, hingga semester duanya gagal dan kalau mengulang akan dilasanakan tahun depannya," tutur At lagi.

Karena sudah tidak kuliah lagi, akhirnya pada 2012 lalu Ys pulang kampung ke Pontianak. Sementara Ys pulang, adiknya bernama Wawan datang dari Pontianak dan disekolahkan di salah satu STM Tanjungpinang.

"Sampai saat ini, kami masih biayai. Jadi kalau dikatakan dipekerjakan, tidak benar kami memperkajakan Ms dan Ys, sebagaimana pengakuannya pada wartawan. Tetapi kami kursuskan dan sekolahkan," ujar At.

At juga mengatakan, kalau dirinya dan isterinya tisak pernah membeda-bedakan kasih sayang pada Ms dan Ys dengan dua anak kandung mereka. Kedua kakak beradik itu, katanya, tidur sekamar dengan anaknya dalam satu kamar dan satu kasur dan tidak pernah ada pembeda-bedaan.

"Saat Ys kuliah, saya belikan motor dan laptop, jadi tidak ada dipekerjakan sebagaimana yang dikatakan. Apa lagi dengan tuduhan melakukan hal tak senonoh seperti itu, apa tidak kaget saya," ungkap At lagi.

Disinggung bagaimana dengan orang tua tiga bersaudara Ms, Ys dan Wawan, At mengakui, setelah kedua anaknya Ms dan Ys tidak lagi tinggal di rumahnya orang tua mereka tidak pernah lagi datang ke rumahnya. Namun saat anak-anaknya berada di rumahnya dulu, Kesua dan Fahraini, orang tua ketiganya selalu datang.

Dan akhirnya, tuduhan pencabulan yang dialamatkan kakak beradik Ms dan Ys kepada At, akan menjadi tugas polisi untuk membuktikan kebenarannya, jika ancaman Ms dan Ys serta orang tua mereka, membawa kasus itu ke ranah hukum dengan melaporkannya ke polisi, telah diwujudkan. 

Editor: Dodo