Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Soal Tuduhan Pencabulan, Pejabat Pemprov Kepri Sebut Ms dan YS Mengada-ada
Oleh : Charles Sitompul
Minggu | 24-03-2013 | 18:02 WIB

"Itu tidak benar dan ngawur, itu tidak ada. Saya pastikan tidak ada. Itu cerita sudah dibuat-buat dan dikarang-karang, dan saya tidak tahu apa motivasinya. Mungkin ada orang-orang tertentu yang menyuruh, namun yang jelas saya bantah keras itu," At, pejabat Pemprov Kepri.


TANJUNGPINANG, batamtoday -- Soal tuduhan melakukan pencabulan dan perbuatan yang tidak senono, sebagaimana yang diungkapkan dua kakak beradik asal Pontianak, Kalimantan Barat, Ms dan Ys, melalui orang tuanya, oknum pejabat Pemprov Kepri, At, menilai hal itu ngawur dan ngarang.

Hal itu dikatakan At kepada batamtoday, ketika dikonfirmasi terkait kebenaran tuduhan perbuatan cabul dan tidak senono, sebagaimana pengakuan Ms dan Ys bersama orang tuanya kepada sejumlah wartawan di Tanjungpinang, Sabtu (23/3/2013).

"Itu pengakuan ngawur dan ngarang. Saya tidak tahulah, ceritanya sudah dibuat-buat dan entah apa maskutdnya saya tidak tahu," ujar At kepada batamtoday, Sabtu (23/3/2013).

At juga mengatakan, kalau cerita dan keterangan Ms serta Ys melalui orang tuanya, yang meminta dipakaikan bedak dan mengancingkan bajunya di dalam hotel, juga merupakan cerita ngawur dan dikarang-karang.

"Itu tidak benar, dan ngawur itu, tidak ada, saya, pastikan tidak ada. Itu cerita sudah dibuat-buat dan dikarang-karang, dan saya tidak tahu apa motivasinya, mungkin ada orang-orang tertentu yang menyuruh. Namun yang jelas saya bantah keras itu," ujar At lagi.

Antar Ijazah Adiknya, Ys Bertemu At di Sebuah Hotel di Pontianak

Di sisi lain, sinkronisasi cerita Ys dan orang tuanya, awal mula pencabulan di sebuah hotel di Pontianak, At juga membantah. Namun begitu, soal pertemuan dirinya dengan Ys di sebuah hotel di Pontianak, At membenarkan. "Sekitar bulan Juli 2012 lalu di Pontianak," kata At.

Pertemuan di sebuah hotel itu, kata At, berkaitan dengan ijajah adik Ms dan Ys bernama Wawan, yang disekolahkan At di salah satu STM di Tanjungpinang. Awalnya Wawan datang dan disekolahkan At di salah satu STM di Tanjungpinang hanya dengan menggunakan keterangan lulus dari salah satu SMP di Pontianak, dan tidak menggunakan ijazah.

Kendati sudah berapa kali dipesan agar ijazah Wawan tersebut dikirimkan, namun orang tua Ms dan Ys mengaku tidak diberikan pihak sekolah jika bukan Wawan sendiri yang mengambil.

"Kami sudah beberapa kali pesan pada orang tuanya, agar ijazah Wawan itu dikirimkan, namun belum dikirimkan dengan alasan pihak keluarga tidak bisa mengambil sendiri, selain Wawan. Sementara Wawan saat itu sekolah di STM Tanjungpinang," ujar At menceritakan kronologis pertemuannya dengan Ys di sebuah hotel di Pontianak.

Hingga akhirnya, kebetulan pada Juli 2012 lalu At ada tugas dinas ke Pontianak, saat itu dirinya minta tolong pada seorang temannya, yang betugas di Dinas Pendidikan Kalimantan Barat, agar minta tolong kepada kepala sekolah Wawan untuk dapat mengeluarkan surat ijazah kelulusan Wawan diambikan keluarga Ms dan Ys.

"Saat itu juga ijazah itu dapat diambil keluarga Ms, karena memang Wawan tidak bisa datang ke Pontianak, karena sekolah di Tanjungpinang," ujar At mengisahkan awal mula pertemuannya dengan Ys.

Setelah ijazah tersebut diambil keluarga Ms, selanjutnya At meminta keluaraga Ms mengantarkan ijazah tersebut ke sebuah Hotel tempatnya menginap di Pontianak. Nah, kebetulan yang mengantarkan saat itu adalah Ys.

"Karena saya pada saat itu berada di Pontianak, saya minta agar ijazah tersebut diantar ke hotel, karena sudah bisa diambil. Yang antar pada saat itu memang Ys ke saya di hotel, tetapi saya tidak ada melakukan hal-hal sebagaimana yang dituduhkan," ujar At.

Editor: Dodo