Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dua Kakak Beradik Diduga Dicabuli Pejabat Pemprov Kepri
Oleh : Charles Sitompul
Minggu | 24-03-2013 | 12:43 WIB
Korban-pencabulan-pejabat-Pemprov.-Ms-bersama-Orang-tuanya-Trauma1.jpg Honda-Batam
Korban pencabulan pejabat Pemprov Kepri, Ms yang masih trauma bersama orang tuanya. (foto: Charles/Btd)

TANJUNGPINANG, batamtoday -- Dua kakak beradik, masing-masing Ms (20) dan Yn (19), mengaku menjadi korban pencabulan dan perlakuan tak senono oleh seorang oknum pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri berinisial At.


Tragisnya, aksi pencabulan kepada kedua korban sudah berlangsung sejak lama yakni sejak 2005 lalu, saat kedua korban direkrut sang pejabat tersebut dari Pontianak, Kalimantan Barat, sebagai pembantu rumah tangga di rumahnya, di Tanjungpinang.

Kepada wartawan di Tanjungpinang, Sabtu (23/3/2013), dua kakak beradik Ms dan Yn yang didampingi orang tua mereka, Kesua dan Fahraini, mengatakan, aksi pencabulan yang dilakukan sang pejabat kepada kedua anaknya, terjadi setelah kedua anaknya diminta dan dipekerjakan sang pejabat itu sebagai pembantu di rumahnya di Tanjungpinang, dengan iming-iming akan disekolahkan.

"Kami sangat tidak menyangka, dan baru tahu cerita ini semua setelah si kakak bercerita," ujar Fahrinia.

Dari pengakuaan Ms dan Yn kepada orangtuanya, aksi pencabulan yang dilakukan oknum pejabat At, terjadi ketika mereka mulai bekrja di rumahnya yang berada di Tanjungpinang. Awalnya perbutan tak senono itu dilakukan hanya dengan sepontan, namun lama-lama aksi tak senono itu menjadi sebuah kebiasan yang terus-menerus dengan ancaman dan tekanan.  
  
"Awalnya di rumahnya, saat selesai mandi. Katanya diminta dipakaikan bedak, lalu bajunya minta dikancingkan sama si kakak, hingga perbutan lainya terjadi," ujar orang tua kedua korban menirukan pengakuan anaknya.

Perbuatan tak senono itu, kembali berulang-ulang ketika keluarga At dan kedua korban berangkat dari Tanjungpinang ke Pontianak, Kalimantan Barat. Saat itu, keluarga sang pejabat bersama isterinya menginap di sebuah kamar hotel, korban pun saat itu turut serta menginap untuk menjaga anak pejabat bejat itu.

"Ketika dia (AT-red) mandi, tiba-tiba memanggil dan meminta Ms memakaikan bedak ke punggungnya, selain itu dia juga memintakan Ms mengancingkan bajunya," ujar ibu karban lagi.

Ironisnya, ketika kedua korban menceritakan perbuatan tak senono yang dilakukan At pada isterinya Ez, sang isteri malah meminta agar keduanya tutup mulut dan tidak bercerita kepada siapa-siapa, karena akan menghancurkan karier suaminya.

"Ibunya bilang, jangan diceritakan pada siapa-siapa, nanti karier bapak sebagai pejabat hancur," ujar korban Yn dan Ms.

Atas derita dan trauma yang dirasakan korban pencabulan oknum pejabat Pemprov Kepri itu, kedua korban akhirnya ditangani dan dibantu oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan Pusat Pelayanan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan Provinsi Kepri. Dan rencananya, derita dan trauma yang dialami kedua korban pencabulan ini akan dilaporkan orang tua korban ke polisi.

Editor: Dodo