Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Soal Hasil Otopsi

Keluarga Empat Bocah Nilai Pernyataan Kapolda Kepri Sangat Prematur
Oleh : Hendra Zaimi
Selasa | 19-03-2013 | 17:36 WIB

BATAM, batamtoday - Keluarga besar empat bocah yang tewas di dalam mobil rongsok di Pasar Cik Puan Bengkong menilai pernyataan Kapolda Kepri Brigjen Pol Yotje Mende terkait hasil otopsi terlalu prematur dan tidak didukung dengan fakta yang ada.


"Kami menilai keterangan Kapolda Kepri atas hasil otopsi anak-anak kami sangat prematur," kata Ketua Harian Persatuan Keluarga Nusa Tenggara Timur (PKK NTT) Kepri, Angelinus, dalam konferensi pers kepada wartawan di Hotel Grand Mutiara, Selasa (19/3/2013).

Pihak keluarga, lanjut Angelinus, malah mempertanyakan apakah keterangan Kapolda Kepri ini sudah sesuai dengan hasil forensik tim kedokteran Polri di Jakarta dan Labfor Mabes Polri di Medan yang digadang-gadang melakukan pemeriksaan hasil otopsi tersebut.

Masih kata Angelinus, sebab berkaitan dengan hasil pertemuan dengan pihak keluarga beberapa waktu lalu, Kapolresta Barelang Kombes Pol Karyoto berjanji akan menyampaikan hasil otopsi itu dengan mengundang keluarga dalam memberikan keterangan pers terkait hasil penyidikan selama ini.

"Kami keluarga besar NTT, baik dari PK NTT maupun Perkit menegaskan, bahwa pernyataan Kapolda Kepri atas hasil otopsi tidak benar," tegasnya.

Senada dengan Angelinus, Ketua Umum PK NTT Rofinus Loren, mengaku tidak terkejut dengan pernyataan yang dimuat dalam media massa hari ini, sebab pernyataaan tersebut sudah berulang kali keluar dari mulut orang nomor satu di Polda Kepri itu.

"Sejak pertemuan pertama di Mapolresta Barelang pada tanggal 1 Maret lalu, pernyataan bahwa anak kami mati karena lemas sudah disebut sebagai penyebab kematian. Pernyataan yang sangat prematur menurut kami dari keluarga korban," terang Rofinus.

Tak hanya kecewa dengan hasil otopsi yang disampaikan Kapolda Kepri, pihak keluarga juga kecewa sebab sampai hari ini belum mendapatkan keterangan tersebut langsung dari pihak kepolisian.

"Kami baru mengetahui melalui pemberitaan media massa, padahal sebelumnya polisi berjanji akan menyampaikan hasil penyidikan kepada pihak keluarga sekecil apapun informasi itu," kesalnya.

Hadir juga dalam konfrensi pers ini tokoh-tokoh dari keluarga besar NTT, antara lain Simon Payung Masan, RM Lauren Dihe, Ibrahim Weton, Abdul Karim, Elyas Dingo serta Jhon Parera yang merupakan kakek dari Maria Magdalena Yelson Fenge, Kosmas Ferson Farera dan Wilhelminus Rudi Farera.

Seperti diketahui, Kapolda Kepri Brigjen Pol Yotje Mede mengumumkan hasil otopsi pemeriksaan kedokteran forensik Polri dan Labfor Meda atas kematian empat bocah di Batam.

Kapolda memastikan kematian empat bocah itu karena kekurangan oksigen atau afiksia dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban maupun keracunan bahan kimia.

"Hasil otopsi pemeriksaan dari kedokteran forensik Polri dan labfor Medan yang telah kita terima kematian keempat bocah di Bengkong dipastikan karena kekurangan oksigen," kata Kapolda Kepri Brigjen Pol Yotje Mende kepada batamtoday usai acara Silaturahmi Kapolda Kepri dengan tokoh masyarakat, agama, pemuda dan FKUB Provinsi Kepri di Hotel Novotel, Senin (18/3/2013).

Namun,  Yotje menegaskan pihaknya masih terus selidiki, sebab hingga kini belum ada satupun saksi yang mengetahui dan melihat apakah ada unsur pelaku yang melakukan tindakan kriminal dalam kasus tersebut.

"Inilah yang masih kita lidik, apakah dalam kasus ini keempat korban dizalimi dengan maksud tertentu, sebab tentang dugaan pembunuhan jika dikaitkan dengan kasus ini tidak ada," tegasnya.

Orang nomor satu di Polda Kepri ini bahkan memerintahkan jajarannya untuk bekerja semaksimal mungkin mengungkap kasus tersebut, sebab selain merupakan atensi untuk segera diungkap agar tak menjadi polemik di masyarakat dari dugaan-dugaan yang muncul selama ini.

"Jika nanti ada tindakan kriminal atau pembunuhan akan menjadi prestige tersendiri karena bisa mengungkap suatu kasus besar di Kepri," terang Yotje.

Editor: Dodo