Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dana Insentif Guru Honorer Lingga Tahun 2012 Mengalir ke Kadisdikpora
Oleh : Juhari
Senin | 11-03-2013 | 09:50 WIB
Rudi-Purwonugroho-1.jpg Honda-Batam
Ketua Komisi III DPRD Lingga, Rudi Purwonugroho.

LINGGA, batamtoday - Dana insentif guru honorer di Lingga tahun 2012 sebanyak Rp 409 juta, yang diperuntukkan bagi 64 tenaga pendidik, sudah dicairkan 100 persen oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora). Dan masing-masing guru penerima dana insentif ini juga sudah membubuhkan tanda tangan dalam daftar tanda terima.


Ironisnya, sejumlah nama yang terdaftar sebagai penerima dana insentif guru honorer tersebut mengaku tidak pernah menandatangani slip maupun daftar penerimaan, apalagi menerima dana tersebut. Bahkan, salah satu dari mereka tidak tahu kalau namanya masuk dalam daftar penerima dana insentif.

Pengakuan sejumlah tenaga pendidik non PNS di Lingga ini pun menimbulkan kecurigaan, adanya dugaan pemalsuan tanda tangan yang telah dilakukan oleh Rudianto, Penjabat Pelaksaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Disdikpora Lingga.

Ketua Komisi III DPRD Lingga, Rudi Purwonugroho, yang telah melakukan penelusuran terkait pencairan dana insentif guru honorer ini, baru-baru ini mengungkapkan, "Uang insentif yang seharusnya dibayarkan kepada guru honor justru tidak disalurkan kepada yang berhak. Uangnya justru mengalir dan dipergunakan untuk keperluan Abdul Razak, Kepala Disdikpora dan lainnya."

Rudi juga membeberkan bukti rincian pengeluaran dan aliran uang yang diambil dari dana insentif tenaga pendidik di Lingga itu.

"Enam diantaranya atas nama Abd Razak, yakni Rp 100 juta untuk membayar ke Toko Bahagia. Transfer ke rekening atas nama Supiani Rp 15 juta, kemudian dipinjam sebesar Rp 70 juta, dipinjam lagi Rp 12,5 juta. Kemudian pengembalian atas nama Abd Razak kepada Maryati sebesar Rp 100 juta," beber Rudi.

Selain itu, lanjutnya, ada juga pinjaman Abd Razak untuk biaya berobat ke Malaysia sebesar Rp 15 juta. Selain pembayaran sewa hotel dan ruang rapat tim Disdikpora Lingga di Hotel Puria sebesar Rp 4,3 juta, ada juga tercatat sebagai penyetoran bantuan untuk Pulau Berhala sebesar Rp 75 juta.

"Dana insentif tenaga pendidik ini juga ada yang digunakan untuk pembayaran billboard Polres Lingga dan lainnya sebesar Rp 50 juta," ungkap Rudi.

"Semuanya ini kami ketahui melalui laporan masyarakat ke Komisi III DPRD Lingga, setelah itu kami cek dan bertanya kepada guru yang bersangkutan. Sebahagian memang ada yang dibayar penuh, ada yang dibayar hanya separoh dan yang tidak dibayar sama sekali," tambahnya.

Komisi III DPRD Lingga juga menemukan adanya guru yang tidak tahu namanya ada dalam daftar penerima dana insentif.

"Ada indikasi pemalsuan tanda tangan di dalam daftar guru penerima insentif, setelah kita cek ke beberapa sekolah, justru ada guru tidak tahu menahu namanya tercantum dalam daftar penerima insentif. Ada juga guru yang sudah menerima dan ada yang dibayar separuhnya saja," kata Rudi Purwonugroho.

Dari hasil kunjungannya ke SMP Negeri 2 Lingga, guru yang ada di dalam daftar penerima pada saat dihubungi kepala sekolahnya melalui telepon merasa terkejut dan menyatakan tidak tahu kalau namanya masuk sebagai penerima insentif.

"Memangnya nama saya ada ya pak? Kok saya tidak tahu, dan saya merasa tidak pernah merasa menandatangani tanda terima," tutur Rudi menirukan ucapan guru tersebut tanpa menyebutkan namanya.

Editor: Dodo