Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penambangan Bauksit, Pemicu Utama Konflik Lahan di Bintan
Oleh : Arjo
Rabu | 27-02-2013 | 16:11 WIB
kapolres-bintan.gif Honda-Batam
Kapolres Bintan, AKBP Octo Budhi Prasetyo.

TANJUNGUBAN, batamtoday - Sejak dibukanya kembali kran penambangan bauksit di wilayah Bintan, masalah sengketa lahan semakin meningkat.

Hal tersebut dinilai karena lahan yang mengandung biji bauksit memiliki harga ekonomis, sehingga warga berlomba-lomba untuk menguasai lahan.

Kapolres Bintan, AKBP Octo Budhi Prasetyo, Rabu (26/2/2013) mengatakan kasus sengketa lahan mulai meningkat, terutama lahan yang dulunya pernah dikuasai oleh PT Aneka Tambang (Antam).

Hal tersebut diduga karena lahan yang dulunya di kuasai oleh Antam sempat ditelantarkan, sehingga warga sudah lama menggarapnya. Sebaliknya, apabila kasus tersebut mulai mencuat, baru pihak Antam Jakarta memberikan kejelasan terkait status lahan yang sudah menjadi sengketa.

"Kalau sudah mulai mencuat, baru Antam memberikan kejelasan statusnya. Sebelumnya terkesan lahan tersbeut lahan terlantar," kata Octo.

Octo mengatakan karena permasalahan lahan semakin meningkat, pihak pemerintah harus segera menyelesaikan permasalahan tersebut.

"Pemerintah yang lebih mengetahui, makanya dalam penyelesaian harus dimulai oleh Pemerintah, kecuali ada unsur pidananya," terangnya.

Disinggung masalah penambangan bauksit di Tanjungkruing, Desa Teluksasah, Kecamatan Seri Kuala Lobam, Bintan. Octo mengatakan, pihak sudah sejak awal mengingatkan agar pihak pengelola untuk benar-benar mengikuti prosedur sebelum menjalankan aktivitas.

"Kita sudah sampaikan jangan, sampai terulang lagi kegiatan ilegal penambangan bauksit di lahan tersebut," ujarnya.

Octo menegaskan, kalau nantinya ternyata masih ditemukan aktivitas ilegal di lahan tersebut, maka aparat kepolisian akan mengambil tindakan tegas terhadap pengelolanya.

Apalagi katanya, informasi yang diterima dari lapangan bahwa pasca penambangan yang sudha digagalkan lalu, pada sat ini masih meninggalkan sejumlah masalah diantaranya masalah gaji pekerja dan lainnya yang sampai saat ini, juga belum terselesaikan.

Editor: Dodo