Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tak Naik Delapan Tahun

SBY akan Segera Naikan Gaji Kepala Daerah
Oleh : si
Rabu | 20-02-2013 | 21:41 WIB
SBY1.jpg Honda-Batam

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

JAKARTA, batamtoday - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, akan segera menaikkan gaji para kepala daerah seluruh Indonesia tingkat gubernur, bupati hingga walikota.



Sebab, Presiden SBY menilai gaji para kepala daerah sudah delapan tahun tidak pernah dinaikkan, sementara tugasnya sangat berat dalam memajukan dan mensejahterakan masyarakat di wilayahnya masing-masing.
 
"Oleh karena itu, menjadi tidak adil kalau gaji bupati, wali kota, gubernur tidak naik-naik setelah delapan tahun ini," kata Presiden SBY menanggapi permintaan Ketua Apkasi, Isran Noor saat membuka  acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke IX Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) dan Rakernas ke-X Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) di Jakarta, Rabu (20/2/2013).

SBY mengakui, sebenarnya mengenai upaya menaikkan gaji kepala daerah ini, sudah menugasi Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi yang dikoordinasikan oleh Wakil Presiden (Wapres) Boediono.

"Bikin dengan tepat, sandingkan dengan yang lain-lain, karena dalam jangkauan APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) kita, maka segera diimplementasikan. Mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama bisa diimplementasikan," katanya.

SBY menilai kenaikan gaji bagi para kepala daerah untuk saat ini pantas. Mengingat, gaji para PNS golongan rendah di daerah dan bawahannya sudah dinaikkan terlebih dahulu.

"Saya kira apa yang sudah disiapkan dengan baik sudah saatnya diimplementasikan untuk keadilan. Yang tidak adil, kalau pemimpin minta naik gaji duluan. Yang gaji bawah-bawah tidak dipikirin. Bukan hanya tidak adil, tapi salah besar. Tetapi semua dipikirin, tidak keliru kalau bupati, wali kota dan gubernur mulai dipikirkan karena sudah memenuhi kewajiban dan tugas moralnya," katanya.

Pada kesempatan itu, Presiden SBY sempat mencurahkan isi hatinya dalam menanggapi keluhan sejumlah kepala daerah yang disampaikan kepada dirinya, terutama soal gaji yang mereka terima. 

"Nah begini, pak bupati dikritik, dihujat, disalahkan oleh masyarakat di kabupaten ini dalam waktu tiga tahun. Pak gubernur, bapak dikritik, disalahkan, dihujat oleh provinsi itu selama tiga tahun. Nah saya yang menyalahkan, yang menghujat seluruh rakyat indonesia dan sudah lebih dari delapan tahun. Kalau saya kuat, bapak-bapak harus kuat. Yang penting berikhtiar," katanya. 

Presiden meminta agar kepala daerah dapat menerima dengan kebesaran hati, jika apa yang dilakukan kepala daerah tidak serta-merta langsung mendapatkan tanggapan positif dari publik.

"Memang ketika saya berkunjung ke daerah, bertemu dengan para bupati, para wali kota, para gubernur, saya sering mendengar hal-hal seperti ini. Seorang bupati misalnya mengatakan, pak, rasanya kok berat sekali menjadi bupati. Kenapa? saya bilang begitu. Ya kok disalahkan terus pak. Maju kena, mundur kena. Kiri kata DPRD salah, kanan kata pers salah. Jadi kadang-kadang bingung kita, padahal rasanya kami sudah berikhtiar, berupaya," katanya.

Presiden berharap agar kepala daerah tetap kuat bila dikritik banyak pihak. Sebab, apa yang dialami para kepala daerah, juga dialaminya bahkan kritik yang dialamatkan kepada dirinya jauh lebih pedas. 

"Hampir pasti ada permasalahan, tantangan, hambatan. Tapi sudahlah. Jalankan semuanya itu. Lalui, hadapi, pasti hasilnya akan lebih baik daripada putus asa, menyerah, kemudian kita ikut larut dalam konflik ataupun hujat-menghujat, hajar-menghajar, serang-menyerang seperti itu," katanya.

Editor : Surya