Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Pertama di Kepri

Fetus In Fetu, Fenomena Bayi Mengalami Kehamilan
Oleh : hz/dd
Selasa | 04-12-2012 | 18:28 WIB
fetus_in_fet.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAM, batamtoday - Tim dokter RS Awal Bros Batam berhasil melakukan operasi terhadap Isnaini Aurelia Putri, 5 bulan, bayi yang diagnosa Fetus in Fetu yakni kondisi di mana terdapat bayi dalam perut bayi. Kasus langka di dunia ini adalah kejadian pertama yang terjadi di Provinsi Kepri.


Kejadian ini berawal pada 23 November 2012, dikala pasangan suami istri, Muda Ismail dan Ayu yang datang ke RS Awal Bros untuk memeriksakan bayi mereka atas gejala awal perut membengkak serta mengalami sesak nafas.

Berbagai macam cara yang ditempuh kedua orang tua Aurel, tak hanya memeriksa bayinya di RS Awal Bros, Aurel juga diperiksa di rumah sakit lainnya di Batam, dan sampai akhirnya Aurel harus menjalani operasi di RS Awal bros untuk mengeluarkan bayi yang ada di perutnya itu.

Aurel mengalami sebuah kondisi yang dinamakan Parasitic Twin-Fetus in fetu, diperlukan sebuah operasi untuk mengangkat kembarannya yang berada dalam perutnya. Jika tidak segera dilakukan, maka janin yang berada dalam perutnya akan mengancam kehidupannya. Kejadian sangat langka dengan perbandingan 1:500.000 kelahiran hidup.

Tim dokter RS Awal Bros melaksanakan operasi langka ini dengan melibatkan lima dokter, yakni dokter bedah anak, dokter anestesi, dokter radiologi, dokter patologi anatomi, dan tim perawat. Operasi ini sendiri berlangsung sekitar empat jam dan penuh dengan kehati-hatian dalam pelaksanaannya.

"Operasi ini cukup berat dan melelahkan, sebab kita harus menjaga pernafasan bayi harus tetap stabil dan saling berkoordinasi antas sesama dokter yang tergabung dalam tim," kata ketua tim dokter yang melakukan operasi, dr Siti Iqbalwanty.

Dijelaskannya, Parasitic Twin (juga dikenal sebagai asymmetrical atau unequal conjoined twin-kembar siam tidak seimbang) terjadi ketika sebuah embrio kembar yang tercipta dalam uterus kemudian tumbuh, namun pada saat pertumbuhannya gagal melakukan pemisahan. Keduanya tetap tumbuh bersama, namun kemudian ada satu embrio menjadi dominan terhadap embrio satunya (jika keduanya tetap tumbuh dan tidak ada yang dominan, maka dikenal dengan kembar siam-conjoint twin).

Embrio yang dominan ini kemudian terlahir sebagai bayi, dan embrio yang satunya lagi yang  tetap 'menempel' dalam bayi tersebut dinamakan parasitic twin. Jika tidak dilakukan operasi pemisahan, maka kembaran parasitnya (fetus in fetu) dapat mengancam kehidupan bayi yang dominan. Dalam beberapa kasus, kembaran parasit yang tidak terdeteksi dapat menggerogoti kandungan gizi dari bayi dominan, sehingga meskipun bayi tersebut diberi nutrisi dan gizi yang sehat, tetap mengalami kekurangan gizi karena gizi yang ada digerogoti oleh kembaran parasitnya.

Adapun hasil dari operasi yang berhasil dari dalam kandungan Aurel adalah berupa jaringan sel tulang belakang, jaringan kaki dan jari yang belum tumbuh sempurna seberat 650 gram.

Aurel saat ini masih harus menjalani perawatan pasca operasi dan dirawat di ruang perawatan Ophyris kamar nomor 366 RSAB.