BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemerintah Kota (Pemko) bersama Polresta Tanjungpinang menggelar rapat koordinasi (Rakor) guna membahas langkah strategis dalam menangani bencana alam akibat cuaca ekstrem yang melanda kota dalam beberapa hari terakhir. Rakor ini berlangsung di Aula Rupatama Wicaksana Laghawa Mapolresta Tanjungpinang pada Kamis (20/3/2025) pukul 21.30 WIB.
Kapolresta Tanjungpinang, Wali Kota H Lis Darmansyah, Wakil Wali Kota, unsur organisasi perangkat daerah (OPD), serta jajaran TNI-Polri dan pihak terkait turut menghadiri rapat tersebut. Rakor ini digelar menyusul banjir dan tanah longsor yang terjadi di berbagai wilayah sejak 20 Maret 2025 akibat curah hujan yang tinggi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga 21 Maret 2025 di sejumlah daerah di Provinsi Kepulauan Riau, termasuk Tanjungpinang, Batam, Bintan, Karimun, Lingga, Natuna, dan Anambas.
Wali Kota Lis Darmansyah menekankan Rakor ini merupakan langkah cepat dalam mengantisipasi dampak bencana. "Ada 15 titik banjir dan longsor yang harus segera ditangani. Kita harus bergerak cepat dengan berkoordinasi bersama TNI-Polri. Hasil rapat ini juga akan kami sampaikan dalam forum FKPD," ujar Lis.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya sinergi lintas sektor dalam menangani bencana, mengingat Pemko tidak dapat bekerja sendiri dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. "Keterlibatan semua pihak sangat dibutuhkan agar penanganan bencana lebih efektif dan cepat," tambahnya.
Selain itu, Lis mengapresiasi peran Polresta Tanjungpinang dan TNI dalam membantu penanganan bencana. "Saya mengucapkan terima kasih kepada Kapolresta Tanjungpinang beserta seluruh jajaran serta TNI yang telah aktif dalam menangani persoalan yang terjadi, baik bencana alam maupun masalah lain yang dihadapi masyarakat," ungkapnya.
15 Titik Bencana dan Langkah Penanganan
Kepala BPBD Kota Tanjungpinang, M Yamin, mengungkapkan pihaknya telah menerima laporan mengenai banjir dan longsor di 15 lokasi berbeda, antara lain:
BPBD bersama TNI-Polri dan OPD terkait telah melakukan evakuasi warga terdampak di titik-titik bencana. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD juga dikerahkan untuk membantu pembersihan rumah warga, terutama di Jalan Perkutut, Waduk Srikaton, yang mengalami dampak lumpur akibat banjir.
"Rumah-rumah di lokasi tersebut kemasukan air bercampur lumpur tanah merah. Saat air surut, endapan lumpur tidak bisa keluar karena terhalang tembok tinggi. Kami menggunakan mesin penyedot air serta alat kebersihan lainnya untuk membantu warga," jelas Yamin.
BPBD mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan gelombang pasang yang masih berpotensi terjadi akibat cuaca ekstrem.
Di akhir rapat, Wali Kota Tanjungpinang mengajak seluruh elemen masyarakat dan stakeholder terkait untuk saling membantu dalam menghadapi bencana ini. "Kita harus saling bahu-membahu agar aktivitas masyarakat bisa kembali normal," tutup Lis.
Dengan koordinasi yang solid antara pemerintah, aparat, dan masyarakat, diharapkan penanganan bencana di Tanjungpinang dapat berjalan lebih cepat dan efektif.
Editor: Gokli