Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tegaskan Dukungan untuk Kepentingan Negara Berkembang

Indonesia Nyatakan Minat Bergabung dengan BRICS dalam KTT BRICS Plus di Rusia
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 25-10-2024 | 15:04 WIB
Menlu-Sugiono.jpg Honda-Batam
Menteri Luar Negeri RI, Sugiono dalam KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia, Rabu (24/10/2024). (Kemlu)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Indonesia secara resmi menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan BRICS dalam KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia, Rabu (24/10/2024).

Langkah ini membuka jalan bagi proses keanggotaan Indonesia di kelompok ekonomi ini, yang semakin memperkokoh komitmennya terhadap kerjasama global yang berfokus pada kepentingan negara-negara berkembang.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, sebagai Utusan Khusus Presiden, menyampaikan pesan penting dari Presiden Indonesia tentang sikap anti-penjajahan dan anti-penindasan, serta solidaritas Indonesia terhadap perdamaian dunia.

Menlu Sugiono menyoroti konflik di Palestina dan Lebanon sebagai isu kritis, dan menyerukan gencatan senjata serta penegakan hukum internasional demi memulihkan situasi di Gaza. "Indonesia tidak akan diam saat kekejaman ini terjadi tanpa pertanggungjawaban," tegasnya, demikian dikutip laman Kemlu.

Indonesia juga mengajukan beberapa usulan konkret untuk memperkuat kerja sama BRICS dan mendukung negara-negara Global South. Pertama, Indonesia menekankan pentingnya hak atas pembangunan berkelanjutan, di mana negara berkembang membutuhkan keleluasaan kebijakan, sementara negara maju diharapkan memenuhi komitmennya. Kedua, Indonesia mendukung reformasi sistem multilateral agar lebih inklusif dan sesuai dengan tantangan global saat ini. Dan ketiga, Indonesia mendorong BRICS sebagai wadah untuk mempererat solidaritas negara-negara berkembang.

"Bergabungnya Indonesia dengan BRICS bukan berarti berafiliasi dengan blok tertentu. Ini adalah wujud politik luar negeri bebas aktif, di mana Indonesia tetap berpartisipasi aktif di semua forum," ungkap Menlu Sugiono.

Menurutnya, prioritas BRICS selaras dengan program pemerintahan Kabinet Merah Putih, termasuk ketahanan pangan, energi, pengentasan kemiskinan, dan pengembangan sumber daya manusia.

Indonesia melihat BRICS sebagai sarana strategis untuk memperjuangkan kepentingan bersama negara-negara berkembang. "Melalui BRICS, kita dapat membahas isu-isu prioritas negara-negara Global South," tambah Sugiono.

Ia juga menekankan bahwa Indonesia akan terus terlibat dalam forum internasional lain dan menjaga hubungan dengan negara-negara maju. Contohnya, Presiden Indonesia akan menghadiri KTT G20 di Brasil bulan depan, sementara Sugiono dijadwalkan menghadiri sesi Menteri Luar Negeri G7 yang diperluas di Italia.

Di sela-sela KTT BRICS, Menlu Sugiono mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov sebagai tuan rumah, serta tokoh penting lainnya seperti Sekjen PLO Palestina, Menlu RRT, India, Thailand, dan Menteri Ekonomi Malaysia. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan dan membuka jalan kerja sama yang lebih erat di berbagai bidang.

BRICS, yang awalnya dibentuk pada tahun 2006 dan beranggotakan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, merupakan kelompok yang membahas isu-isu ekonomi global. Pada tahun 2023, keanggotaan BRICS diperluas dengan bergabungnya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab.

Editor: Gokli