Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemimpin Hamas Tewas Tertembak di Kepala
Oleh : Redaksi
Sabtu | 19-10-2024 | 09:44 WIB
yahya_sinwar.jpg Honda-Batam
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta-Kelompok milisi Hamas mengonfirmasi Yahya Sinwar tewas. Pernyataan resmi itu muncul hari ini (18/10/2024), sehari setelah Israel mengumumkan kematiannya di Gaza.

Pejabat Hamas yang berbasis di Qatar, Khalil al-Hayya mengatakan kelompok perlawanan Palestina itu berduka atas meninggalnya pemimpin Hamas.

"Kami berduka atas pemimpin besar, saudara yang syahid, Yahya Sinwar, Abu Ibrahim," kata Khalil al-Hayya dalam pernyataan rekaman video yang disiarkan oleh Al Jazeera, Jumat (18/10/2024).

Hamas juga mengonfirmasi kematian komandan Mahmoud Hamdan bersama Sinwar dalam pertempuran melawan Israel.

Dalam pernyataan sebelumnya, Hayya mengatakan Hamas tidak akan membebaskan para tawanan hingga perang di Gaza berakhir.

"Para sandera tidak akan kembali kecuali agresi terhadap rakyat kami di Gaza dihentikan," katanya.

Ia meminta Israel untuk menarik diri dari Gaza dan membebaskan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Hayya mengatakan Hamas akan memperoleh kekuatan dari pembunuhan Sinwar. Sebab menurutnya Sinwar akan menjadi simbol gerakan sebagaimana para pemimpin Hamas sebelumnya.

Israel membeberkan hasil autopsi jenazah pemimpin Hamas, Yahya Sinwar. Israel menyebut Sinwar tewas akibat tembakan di kepala.

Dilansir dari AFP, Sabtu (19/10/2024), Dr Chen Kugel selaku Direktur Lembaga Forensik Nasional Israel sekaligus pengawas autopsi mengatakan kepada surat kabar New York Times bahwa Sinwar awalnya terluka di bagian lengan. Luka itu kemungkinan akibat terkena pecahan peluru dari rudal maupun peluru tank.

Pemimpin Hamas itu kemudian mengikat lengannya dengan kabel. Namun, Kugel mengatakan kabel itu tak cukup kuat mengikat dan kondisi lengan bawahnya telah hancur.

Kugel mengatakan tembakan menewaskan Sinwar. Namun, New York Times tak jelas merinci siapa yang melepaskan tembakan, kapan mereka melakukannya, dan senjata apa yang digunakan.

Menurut militer Israel, Sinwar menemui ajalnya di tangan patroli rutin pada hari Rabu.

Dikatakan bahwa sekelompok tentara sedang bergerak melalui kota Rafah ketika mereka bertemu dengan tiga militan Palestina.

Saat tentara mengejar mereka, Sinwar berpisah dari dua rekan lainnya.
Pasukan Israel kemudian menembaki dengan tank ke gedung tempat dua militan bersembunyi dan yang lainnya tempat Sinwar berlindung, katanya.

Media Israel dan pejabat militer mengatakan tidak ada intelijen sebelumnya yang menunjukkan keberadaan Sinwar di daerah tersebut.

Rekaman yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan Sinwar yang tertutup debu duduk di kursi berlengan sambil menatap ke arah pesawat tanpa awak saat perangkat itu memasuki rumah yang hancur akibat serangan.

Rekaman buram menunjukkan Sinwar sendirian dengan satu tangan terluka parah dan kepalanya ditutupi syal tradisional, melemparkan tongkat ke pesawat tanpa awak yang mendekat di saat-saat terakhirnya.

Militer Israel melakukan pengujian DNA bersama dengan pemeriksaan gigi dan penyelidikan forensik lainnya yang membantu mengonfirmasi identitas Sinwar.

Ia tidak terlihat di depan publik sejak perang meletus dengan serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang didalanginya.

Kematian Sinwar merupakan pukulan telak bagi Hamas, gerakan militan Palestina yang telah melancarkan perang dengan pasukan Israel di Jalur Gaza selama lebih dari setahun.

Menanggapi konfirmasi Hamas atas kematian Sinwar, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan pemimpin Hamas tersebut merupakan inspirasi bagi para pejuang perlawanan di seluruh wilayah.

Sementara itu, milisi Houthi di Yaman juga menyatakan berduka atas terbunuhnya Sinwar.

"Gaza dan perjuangan Palestina ditakdirkan untuk meraih kemenangan, tidak peduli seberapa besar pengorbanannya," kata juru bicara Houthi.

Sinwar tewas dalam serangan Israel pada Rabu di Jalur Gaza. Saat itu, pasukan Israel sedang melakukan patroli rutin dan tiba-tiba berpapasan dengan tiga orang bersenjata.

Mereka lantas terlibat baku tembak hingga ketiga orang itu tewas. Salah satu anggota Israel mengaku melihat satu dari ketiga wajah orang bersenjata disebut mirip Sinwar.

Israel pun memeriksa dan melakukan tes biometrik, sidik jari, hingga DNA. Pemerintahan Zionis bisa melakukan tes semacam itu karena Sinwar sempat dipenjara 20 tahun, sehingga Israel memiliki data-data tersebut.

Editor: Surya