Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

KKP Kembangkan Budidaya Resirkulasi Ikan Nila Srikandi Berbasis IOT
Oleh : Redaksi
Sabtu | 06-01-2024 | 09:08 WIB
Sistem-RAS-Budidaya.jpg Honda-Batam
Contoh penerapan RAS dalam budidaya. (MAI)

BATAMTODAY.COM, Subang - Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan berhasil mengembangkan Recirculating Aquculture System (RAS) atau sistem budidaya resirkulasi (sirkulasi ulang) ikan nila srikandi berbasis Internet of Things (IoT).

Pengembangan teknologi yang saat ini telah terkoneksi dengan Sistem Android ini memudahkan kontrol kualitas air budidaya dilakukan secara online.

Kepala BPPSDMKP, I Nyoman Radiarta, mengatakan RAS adalah sebuah teknologi yang memproses daur ulang air budidaya untuk digunakan kembali setelah melalui tahapan penyaringan mekanis dan biologis serta penghilangan bahan tersuspensi dan metabolit.

"RAS ini mengedepankan sistem budidaya yang efektif dan efisien untuk menghasilkan nilai Srikandi yang unggul," ujar Nyoman, demikian dikutip laman KKP, Kamis (4/1/2024).

Nyoman menambahkan, saat ini pihaknya sudah berhasil mengkombinasikan penggunaan teknologi RAS berbasis IOT. Dengan teknologi ini maka kualitas air budidaya Nila Srikandi dapat dipantau melalui smartphone secara online.

"IoT Nila Srikandi adalah inovasi berbasis teknologi nir kabel komunikasi yang menghubungkan untuk mengukur parameter kualitas air budidaya nila srikandi di lokasi budidaya," terang Nyoman.

Lebih lanjut Nyoman menambahkan bahwa IoT Nila Srikandi memproses data dari sensor kualitas air budidaya yang dikirimkan melalui server. Selanjutnya, data tersebut ditampilkan di smartphone melalui representasi grafik dan dashboard kualitas air budidaya Nila Srikandi.

"Teknologi ini akan memudahkan pembudidaya untuk mengontrol kualitas air yang merupakan instrumen penting dalam budidaya ikan Nila Srikandi ini," terang Nyoman.

Nyoman juga menyebut bahwa keberhasilan tersebut menunjukkan upaya serius BPPSDM untuk terus mengoptimalkan pemanfaatan aset-aset yang dimiliki pasca beralihnya tugas dan fungsi di bidang riset.

Sementara itu, Kepala Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, Agus Cahyadi menyebut bahwa inovasi yang dihasilkan oleh BRPI tersebut diharapkan akan semakin mempermudah proses budidaya Nila Srikandi yang dilakukan di BRPI Sukamandi. Selain itu aku juga berharap agar inovasi ini bisa diterapkan di tempat lain.

"Inovasi ini tentu kerjasama dari seluruh tim BRPI yang diharapkan dapat direplikasi untuk lokasi-lokasi lain," ujar Agus.

Sebagai informasi Ikan Nila Srikandi (Salinity Resistance Improvement of Tilapia from Sukamandi) adalah salah satu komoditas unggulan BPPSDM, yang telah dirilis berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 9 Tahun 2012. Calon induk dan benih unggul tersebut dihasilkan oleh Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, salah satu UPT BPPSDM. Nila Srikandi merupakan ikan unggulan hasil pemuliaan dan teknologi RAS dengan air budidaya pada salinitas 10-15 ppt.

Pengembangan RAS berbasis IOT ini tentu sejalan dengan upaya Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono untuk terus mengembangkan subsektor perikanan budidaya sebagai salah satu program prioritas berbasis ekonomi biru. Dalam berbagai kesempatan Menteri Trenggono juga meminta agar pendekatan teknologi dan SDM ini menjadi salah satu faktor kunci dalam pembangunan kelautan perikanan.

Editor: Gokli