Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cegah Kekerasan Lanjutan

Ketua DPR Minta Menteri Agama dan MUI Jelaskan Tentang Aliran Syiah
Oleh : si
Senin | 27-08-2012 | 19:33 WIB
Marzuki_alie.jpg Honda-Batam

Ketua DPR Marzuki Alie

JAKARTA, batamtoday - Ketua DPR RI Marzuki Alie meminta Menteri Agama Suryadharma Ali  dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang aliran Syiah dalam Islam untuk mencegah tidak ada permusuhan antar kelompok karena pemahaman yang salah tentang aliran tersebut.

 

"Ini perlu sosialisasi MUI bersama Kementerian Agama bahwa Syiah itu tidak sesat," katanya di Jakarta, Senin (27/8/2012).

Selain itu, kata Marzuki, Kementerian Agama, MUI, dan para tokoh agama harusnya memberikan pemahaman pada pengikut dan umatnya untuk memahami ajaran agama secara benar.
 
"Islam itu tidak mengajarkan membunuh dan menyerang, itu harus disosialisasikan pada umat dan pengikut. Islam itu rahmat bagi alam dunia beserta isinya. Nabi sendiri memberi contoh bagaimana hidup berdampingan secara damai dengan agama lain," katanya. 

Marzuki juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan kepada aparat kepolisian jika ada kemungkinan-kemungkinan dan potensi kerusuhan. Kerja sama dari masyarakat sangat penting, mengingkat kemampuan dan jumlah personel kepolisian yang masih terbatas.

Ketua DPR  meminta aparat penegak hukum menindak tegas pelaku penyerangan terhadap kelompok pengikut Syiah di sebuah desa di Sampang tersebut.

"Pelaku harus ditangkap dan diberikan sanksi karena telah merusak dan membunuh. Negara menjamin kebebasan dalam menjalankan ibadah sesuai dengan ajarannya," kata Marzuki.

Ia juga mendukung rencana pemerintah menambah jumlah personel kepolisian hingga 20 ribu pada tahun depan untuk memperkuat aparat kepolisian di bidang penegakan hukum.

"Kadang kerusuhannya ada 1.000 orang, aparat cuma 50. Menambah aparat kepolisian merupakan keniscayaan, kita minta polisi untuk bertindak cepat, tepat, dan lugas sesuai koridor hukum. Siapa yang bersalah harus ditindak secara hukum," tutupnya.

Sebagaimana diberitakan, Minggu (26/8), terjadi peristiwa kekerasan dan konflik antara penganut Syiah dan Sunni di Sampang, Madura, Jawa Timur. Kekerasan itu mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka.