Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PERPAKI Fokus Jaga Pasokan untuk Shisha & Barbecue di Negara Tujuan Ekspor
Oleh : Aldy Daeng
Senin | 20-03-2023 | 10:12 WIB
0112_perpaki-kelapa-001122.jpg Honda-Batam
Ketua Umum PERPAKI Asep Mulyana bersama seorang wartawan senior di Jakarta, Setiawan Liu. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Perkumpulan Pengusaha Arang Kelapa Indonesia (PERPAKI) tengah fokus menjaga pasokan briket arang tempurung kelapa untuk kebutuhan shisa & barbecue di negara tujuan ekspor.

"Sementara kami juga berusaha menjaga pasokan briket arang untuk barbecue shisha di negara tujuan ekspor," ujar Ketua Umum PERPAKI Asep Mulyana kepada BATAMTODAY.COM, Senin (20/3/2023).

Asep Mulyana, yang juga sebagai CEO PT TOM Cococha mengakui pihaknya pernah menolak permintaan briket arang tempurung batok kelapa dari industri negara Jepang. Hal itu bukan tanpa alasan, mengingat saat ini PERPAKI tengah menganjurkan cangkang kelapa sawit sebagai produk biomassa dan pembangkit listrik (power plant).

"Nggak mungkin (supply briket tempurung kelapa) ke Jepang untuk kebutuhan power plant mereka, karena penggunaan itu dalam jumlah besar," ujar Asep Mulyana.

Walau demikian, Asep menjelaskan, briket yang terbuat dari tempurung atau cangkang kelapa dianggap sangat potensial menggantikan fungsi batubara untuk power plant. Namun, beberapa perusahaan briket arang tempurung kelapa di Indonesia lebih mengutamakan kebutuhan perusahaan-perusahaan yang tergabung sebagai anggota PERPAKI.

"Saat itu, saya mengatakan kami (PT TOM Cococha) juga masih kekurangan. (permintaan Jepang) indikasi bahwa peluang pasar yang besar untuk briket arang tempurung kelapa. Prospek bioenergy mengarah pada tempurung kelapa. Kami hanya mencadangkan briket arang untuk barbecue, shisha, pemanas ruang," jelas Ceo PT TOM Cococha.

Sebagai perbandingan, Asep Mulyana menambahkan, keunggulan antara briket arang dengan batubara untuk power plant, yakni nilai kalori tempurung kelapa lebih tinggi. Kalori tempurung kelapa rata-rata mencapai di atas 7.500 kkal/kg. Sementara nilai kalori batubara hanya 6.000 kkal/kg.

Kelebihan lainnya, yakni industry tempurung kelapa juga jelas ramah lingkungan. Sehingga PT TOM Cococha mengusung tagline kampanye 'Save the World by Coconut Charcoal; stop cutting trees for charcoal purpose and use the coconut charcoal to save our planet'. Itu artinya, penyelamatan lingkungan dengan tempurung kelapa sangat efektif.

"Kampanye PT TOM Cococha dan PERPAKI, jelas bahwa, briket arang ramah lingkungan karena tempurung tidak perlu tebang pohon, merusak hutan. Kami produksi briket arang, (potensi bisnis) dari sector pengolahan kelapa, hasilnya luar biasa. Kami tidak bicara daging kelapa saja. Namun, potensi besar yang bisa mencapai Rp 6-7 triliun pertahun ada cangkang kelapa," pungkas Asep Mulyana.

Editor: Gokli