Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rupiah Menguat terhadap Dolar AS Jumat Pagi, Berada di Level Rp 15.640
Oleh : Aldy
Sabtu | 26-11-2022 | 10:05 WIB
nilai-rupiah.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Perkembangan Stabilitas Nilai Tukar Rupiah. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik yang terdiri atas indikator nilai tukar dan inflasi.

"Pada pagi hari Jumat (25/11/2022), rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.640 per dolar AS," tulis BI dalam keterangan persnya, Sabtu (26/11/2022).

Sementara perkembangan nilai tukar pada priode 21-25 November 2022, pada akhir hari Kamis (24/11/2022) rupiah ditutup pada level (bid) Rp 15.663 per dolar AS. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,94 persen. DXY[1] melemah ke level 106,08. Yield UST (US Treasury) Note [2] 10 tahun turun ke level 3,693 persen.

Kemudian, Yield SBN 10 tahun naik ke 6,65 persen. Aliran Modal Asing (Minggu IV November 2022) Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 98,52 bps per 24 November 2022 dari 108,61 bps per 18 November 2022.

Berdasarkan data transaksi 21-24 November 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp 11,71 triliun terdiri dari beli neto Rp9,72 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 1,99 triliun di pasar saham.

Selama tahun 2022, berdasarkan data setelmen hingga 24 November 2022, nonresiden jual neto Rp 165,71 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 75,40 triliun di pasar saham.

Lalu, perkembangan Inflasi berdasarkan survei pemantauan harga, perkembangan harga sampai dengan minggu ke empat November 2022 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,18 persen (mtm).

Komoditas utama penyumbang inflasi November 2022 sampai dengan minggu ke empat yaitu telur ayam ras dan tomat masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm), daging ayam ras, air kemasan, emas perhiasan, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), tempe, jeruk, sawi hijau, tahu mentah, beras, dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu cabai merah sebesar -0,09 persen (mtm), cabai rawit sebesar -0,03 persen (mtm), serta bawang putih dan angkutan udara masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).

Dalam hal ini, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Editor: Gokli