Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

SPBU Apung di Teluksasah Tak Jelas Peruntukkannya
Oleh : Harjo/Dodo
Selasa | 07-08-2012 | 14:12 WIB
Indra-setiawan-DPRD-Bintan1.gif Honda-Batam
Indra Setiawan.

TANJUNGUBAN, batamtoday - Keberadaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Apung, yang berada sekitar perairan Tanjungtaluk Desa Teluksah, Serikuala Lobam Bintan sampai sejauh ini tidak diketahui untuk program apa dan untuk siapa, karena kalau untuk BBM jenis solar bersubsidi kuota untuk Bintan masih berlebihan.


"Semua nelayan di Bintan tidak mengetahui keberadaan SPBU apung di Teluksasah. Apa lagi kalau nelayan mendapatkan jatah," ujar anggota DPRD Bintan Indra Setiawan, kepada batamtoday di Tanjunguban, Selasa (7/8/2012).

Dikatakan politisi dari PDI Perjuangan ini, SPBU apung itu keberadaannya terkesan mengada-ada dan tak jelas peruntukannya. Dimana, ketidakjelasan tersebut makin jelas, karena setelah diendus oleh media. Nelayan sibuk diminta untuk mengurus karta tanda nelayan. " SPBU apung kesannya, untuk mahluk gaib. Makanya sejak SPBU ada, nelayan tidak ada yang mengetahui fungsi dan keberadaannya. Selain itu, memang tidak pernah ada sosialisasi," imbuhnya.

Seharusnya, kata Indra, program tersebut sebelum berjalan disosialisasikan. Sehingga ada transparansi terkait masalah SPBU apung tersebut. "Kalau sudah begitu, tanpa ada kejelasan, aparat penegak hukum sudah sepantasnya pula untuk turun tangan dan mengusut keberadaan program serta realisasinya," harapnya.

Sementara itu, Razali yang merupakan nelayan Kampung Mentigi Tanjunguban Bintan, menjelaskan kalau keberadaan tongkang SPBU apung itu diketahui sejak 6 bulan lalu. 

"Kami tahu tongkang itu ada dan infonya untuk menyalurkan BBM jenis solar bersubsidi. Tapi nelayan yang ada di sekitar Tanjunguban, sejauh ini tidak pernah membeli BBM ke SPBU apung tersebut," terangnya.

Dikatakan, sampai sejauh ini nelayan membeli BBM di kios minyak terdekat sehingga kalau ada yang mengatakan SPBU apung di sekitar perairan Tanjungtalok untuk nelayan tentu harus dipertanyakan, nelayan yang mana. 

"Kita tidak menghendaki, ada oknum yang tidak bertanggungjawab yang mengatasnamakan nelayan. Untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Sementara nelayan tidak mengetahui sedikitpun," tambahnya.