Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengrajin Tahu Desak Pemda Intervensi Harga Kedelai
Oleh : Ocep/Dodo
Senin | 30-07-2012 | 15:19 WIB

BATAM, batamtoday - Para pengrajin tahu dan tempe di Kota Batam mendesak pemerintah daerah mengintervensi kenaikan harga kedelai yang saat ini sudah melambung hingga Rp7.200 per kilogram.


Obos Bastama, Ketua Koperasi Pajajaran Kota Batam mengungkapkan, pemerintah daerah harus mengambil kebijakan terhadap kenaikan harga kedelai.

"Kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Kami mendesak pemerintah di daerah untuk mengintervensi harga kedelai," ujarnya, Senin (30/7/2012).

Dijelaskannya, saat ini setidaknya 120 pengrajin tahu dan tempe anggota koperasi sedang tertekan kenaikan harga kedelai.

Saat ini harga kedelai yang mereka beli dari agen sudah mencapai Rp355-Rp360 ribu per karung (50 kg), bahkan jika membelinya di pasar mencapai Rp365 ribu.

Padahal, sekitar tiga minggu lalu harganya hanya sebesar Rp240-Rp250 ribu per karung dari agen.

Akibat kenaikan harga kedelai itu, para pengrajin terpaksa memperkecil ukuran tahu dan tempe karena menurutnya tidak mungkin menaikkan harga.

Dimana harga tahu di Batam saat ini masih sebesar Rp250-Rp350 per potong.

Apalagi kacang kedelai asal Amerika Serikat yang saat ini digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe di Batam tergolong masih berusia muda.

Bila menggunakan kedelai yang masih muda, pengrajin hanya dapat menghasilkan 9 ember tahu dari satu karung kedelai.

Sedangkan bila menggunakan kedelai yang sudah tua, bisa memproduksi 12 ember tahu dimana satu ember bisa menghasilkan 200 potong tahu.

Karena itu dia mendesak pemerintah daerah untuk mengintervensi kenaikan harga kedelai guna membantu beban pengrajin yang tengah tertekan.

"Pemerintah daerah jangan diam. Ini dampaknya kepada pengrajin kecil dan masyarakat kita yang banyak mengkonsumsi tahu dan tempe," tegas Obos.