Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Insiden BC

Massa Hanya Ingin Dapatkan Klarifikasi Pihak BC
Oleh : Hendra Zaimi
Kamis | 17-02-2011 | 16:16 WIB
DSC06979.JPG Honda-Batam

Masrur Amin SH, kuasa hukum Haji Tayib dan masyarakat saat memberikan keterangan pers atas insiden Bea Cukai di Mapolresta Barelang, Kamis 17 Februari 2011. Foto: (Hendra Zaimi)

Batam, batamtoday - Pemberitaan dari sejumlah media massa yang dikonfrontir dengan keterangan dari pihak Bea dan Cukai dan anggota dewan, tentang insiden penyerangan massa yang terkoordinir terhadap petugas Bea dan Cukai Batam di pelabuhan Batu Ampar, Sabtu dini hari, 12 Februari 2011 dinilai oleh Masrur Amin, kuasa hukum Haji Tayib sangat tidak benar.

"Tidak benar pemberitaan di media massa selama ini, mereka hanya ingin menanyakan kenapa barang mereka sampai dirampas BC" kata Masrur saat konferensi pers di Mapolresta Barelang, Kamis, 17 Februari 2011.

Masrur mengatakan pada saat itu massa hanya ingin meminta klarifikasi dari pihak Bea dan Cukai, mengapa barang mereka yang berada di dalam kapal ditangkap petugas Bea dan Cukai saat berada di perairan Tanjung Sengkuang, bukan untuk melakukan perampasan kapal tersebut seperti yang di beritakan selama ini.

"Kalau memang ada diduga temuan barang di kapal itu, kenapa tidak langsung dibongkar disana dan memanggil pemilik barang untuk membongkarnya secara bersama-sama," lanjutnya.

Massa yang ingin mengetahui mengapa barang milik mereka diambil paksa oleh pihak Bea dan Cukai, langsung melakukan pengejaran melalui jalur laut dan darat menuju ke pelabuhan Batu Ampar untuk memperoleh keterangan.

"Malah itu dianggap oleh BC dengan aksi penyerangan terhadap mereka," kata pria yang juga merupakan ketua Perhimpunan Keluarga Indonesia Timur (Perkit) Batam ini.

"Bukannya itu ditanggapi, massa malah diprovokasi BC dengan tembakan," terangnya.

Selain ada korban yang mengalami luka tembak yang dilakukan salah seorang oknum petugas Bea Cukai, saat akan mendekati kapal BC untuk memperoleh keterangan, kapal yang ditumpangi massa beberapa kali di tembak oleh petugas BC pada saat insiden itu.

Masrur menjelaskan, aksi yang terjadi dalam insiden itu adalah spontan dilapangan dari massa setelah mereka dihalau oleh pihak BC dengan provokasi tembakan yang diarahkan kepada mereka, baik itu di darat maupun laut.

"Buktinya, Tison, korban yang tertembak oleh salah satu oknum BC itu terjadi di kapal, bukan di pelabuhan seperti yang diberitakan media selama ini," jelasnya.

"Selain itu, ada empat lubang bekas peluru yang dilepaskan di kapal yang ditumpangi massa," Kata Masrur.

Perwakilan massa dan korban meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut kasus tuntas ini, selain itu juga, hari ini mereka membuat laporan kepolisian atas kejadian yang menimpa mereka dalam insiden kemarin.

Diberitakan, Petugas Bea Cukai Batam menyatakan mereka diserang oleh sekelompok massa melalui jalur darat dan laut, sesaat setelah penangkapan dua buah kapal yang diduga membawa minuman beralkohol (Mikol) dan ballpress oleh petugas Bea Cukai Batam, di perairan Tanjung Sengkuang dan McDermott Batu Ampar, Sabtu dinihari 12 Februari 2011.

Sebelum terjadi insiden, pihak Bea Cukai Batam baru saja melakukan penangkapan terhadap dua buah kapal, yakni KM Muara Jaya dan KM Surya Indah dengan muatan minuman beralkohol tanpa izin dari Singapura di kelong perairan Tanjung Sengkuang.

Kelompok massa itu datang dengan menggunakan tiga truk dan puluhan sepeda motor, langsung menyerang petugas dengan menggunakan parang, batu dan bom molotov, karena ingin merampas kembali kapal tersebut dari Pihak BC.

Namun pihak Bea Cukai mengelak telah melakukan penembakan terhadap salah seorang massa bernama Tison yang menjadi korban dalam insiden tersebut, diberitakan sebelumnya Tison mengalami luka tembak pada lengan kirinya oleh peluru yang menyalak dari senjata petugas Bea Cukai.