Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Operational Expenditure BUMN Banyak Diselewengkan
Oleh : Tunggul Naibaho
Senin | 14-02-2011 | 21:04 WIB

Batam, batamtoday - Saat ini belanja operasional atau Operasional Expenditure (Opex) BUMN lebih besar ketimbang belanja modal (Capital Expenditure/Capex). Dimana opexnya terlalu besar yaitu mencapai  Rp1.000 triliun, sedangkan capex Rp290 triliun, sehingga BUMN tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pembangunan nasional, khususnya terhadap percepatan tumbuhnya sektor riel.

Tingginya Opex BUMN dibandingkan Capexnya juga menyebabkan Sektor BUMN tidak dapat berperan besar untuk dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan penggunaan produksi dalam negeri

Demikian disampaikan Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu, Arief Poyuono, melalui rilisnya kepada batamtoday Senin 14 Februari 2011.

"Jika dikaji lebih dalam mengenai besarnya opex di BUMN dapat disimpulkan bahwa BUMN dijaman pemerintahan SBY berjalan tidak efisiensi, serta cenderung makin banyak kebocoran di BUMN dengan tingginya opex BUMN dibandingkan Capexnya, " nilai Arief.

Tingginya opex di BUMN, tegas Arief,  patut dicurigai bahwa benar BUMN selama pemerintahan SBY telah dijadikan 'bancaan politik' atau jadi ATM parpol, modus operandi yang dilakukan oleh petinggi petinggi BUMN yaitu dengan memasukan sumbangan kepada Parpol dan Capres pada pembukuan BUMN pada pos belanja operasional atau Opex .

Opex yang tinggi yang dikeluarkan BUMN juga tak lepas dari banyaknya dana BUMN yang digunakan untuk melakukan pengamanan di DPR jika ingin mendapatkan suatu ijin dari DPR untuk melakukan kebijakan bisnis BUMN, misalnya ijin untuk diperbolehkan melakukan pelepasan saham di publik atau ijin untuk mendapakan penyertaan modal negara serta rekstrukturing hutang BUMN.

Opex yang tinggi juga dilakukan untuk pengamanan di aparat hukum dan BPK jika BUMN itu terlibat dugaan korupsi agar kasus korupsi atau penyelewengan bisa diamankan. atau kadangkala Opex juga diduga digunakan untuk uang sangu /pocket money  perjalanan atau oleh-oleh bagi sejumlah pejabat di DPR, serta pejabat pejabat dan keluarganya di departemen yang terkait dengan BUMN

Sehingga, lanjut Arief, BUMN yang selama ini diharapkan menjadi lokomotif pembangunan nasional ternyata gagal dan cenderung menjadi lokomotif pembangunan partai politik dan pemenangan Capres serta malah mengendutkan oknum anggota DPR dan aparat hukum  saja .

"Tingginya opex dibandingkan capex BUMN juga menunjukan bahwa pemerintah SBY telah gagal mengelola BUMN dengan baik dan efisien serta menganut azas Good Corporate Governance," tandas Arief.

Seharusnya, jika Capex BUMN bisa lebih tinggi dari Opexnya, maka hal itu akan memberikan kontribusi yang sangat tinggi bagi tumbuhnya industri-industri penyedia barang dan jasa bagi BUMN, yang pada akhirnya dapat menyerap banyak tenaga kerja, karena setiap  Rp1 triliun capex yang dikeluarkan oleh BUMN akan menciptakan lapangan kerja kurang lebih 50 ribu pekerja.

Tidak itu saja, optimalisasi Capex di BUMN dibandingkan dengan opexnya, maka company value dari BUMN pun akan meningkat karena adanya penambahan aset BUMN sehingga dengan bertambahnya aset BUMN maka akan menambah jumlah tenaga kerja.

Perbankan BUMN OPEXnya lebih tinggi dibandingkan Capexnya

Salah satu contoh dari pengunanan Opex yang lebih besar dari Capexnya bisa dilihat pada BUMN sektor perbankan, kata Arief. Menurutnya, tingkat efisiensi perbankan nasional khususnya BUMN tampaknya masih jauh dari angka ideal. Sehingga Separuh lebih biaya operasional dan lainnya masih dibebankan kepada debitur melalui bunga kredit meski satu sisi biaya dana terus menurun.

Tidak itu saja gaji Bankir BUMN yang sangat tinggi dan tantierm yang tinggi  serta besarnya gaji karyawan bank, masih menjadi salah satu faktor membengkaknya biaya operasional (overhead cost) perbankan. Hal ini berujung pada sulitnya bank menurunkan suku bunga kreditnya, sehingga lumrah saja kalau bank sangat kesulitan menurunkan bunganya, yang akibatnya fungsi intermediasi bank menjadi tidak efektif dalam pembangunan sektor riil.

Berdasarkan data Bank Indonesia, rasio beban bunga perbankan terus mengalami penurunan dibandingkan dengan pendapatan bunga, sehingga bank seharusnya bisa memangkas bunga kredit terhadap nasabah. Hal itu bisa dilihat dari rasio beban bunga terhadap pendapatan dana pada posisi Desember 2009 menyusut menjadi 44,01% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 44,7%. Kemudian pada Januari 2010, rasio beban bunga menyusut menjadi 39,55%.

KPK & BPK harus Turun tangan

Dengan fakta ini, yaitu, tingginya Opex dibandingkan Capexnya di BUMN, saran Arief, maka perlu KPK segera membentuk tim untuk melakukan investigasi total terhadap seluruh BUMN karena disinyalir Opex BUMN banyak diselewengkan dan dikorupsi serta digunakan untuk gratifikasi kepada sejumlah pejabat negara serta Partai politik

Kami juga meyerukan kepada BPK untuk melakukan audit investigatif terhadap dana-dana BUMN yang digunakan untuk Operational Expenditure karena dicurigai banyak manipulasi data dalam laporan keuangan di setiap BUMN

Kami juga menyerukan kepada seluruh pekerja BUMN agar mengawasi dana-dana yang digunakan  untuk belanja operasional para direksi agar tidak terjadi penyelewengan. sehingga bisa menciptakan BUMN yang berjalan secara efisien dan pada akhirnya menambah kesejahteraan bagi pekerja dan masyarakat Indonesia sebagai stake holder BUMN.