Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Batam Alami Krisis Lahan Penyimpanan Logistik Migas
Oleh : Ocep/Dodo
Jum'at | 06-07-2012 | 17:57 WIB
depot sambu.jpg Honda-Batam
Depot minyak Pulau Sambu. (Foto: Kontan).

BATAM, batamtoday - Pengelola kawasan industri di Batam khawatir Batam sudah mengalami krisis ketersediaan lahan untuk penyimpanan logistik pendukung Migas.


Hal itu terungkap dalam pertemuan Forum Komunikasi Pimpinan Kementerian Perindustrian dengan dunia usaha dan instansi terkait di Turi Beach Resort, Jumat (6/7/2012).

Peter Vincent, Manajemen Kabil Industrial Estate mengungkapkan, sejumlah pengusaha di Batam kesulitan untuk menempatkan dan menyimpan bahan baku penunjang Migas.

Bahkan, beberapa diantaranya sudah berniat memindahkan barangnya untuk ditempatkan dan disimpan di luar negeri.

Peter mengaku saat ini ada salah satu perusahaan pipa di kawasan Kabil yang memiliki pipa sepanjang 900 Km.

Namun akibat ketidak tersediaan lahan yang memadai di Batam, mereka berencana menyimpan sebagian besar pipanya di Kelantan, Malaysia.

"Selaku pengelola kawasan industri Kabil, kami kewalahan menempatkaan pipanya," ujar Peter.

Menanggapi itu, Gubernur Kepri Muhammad Sani mengatakan saat ini ada 16 ribu hektar lahan yang berada di kawasan Rempang dan Galang yang saat ini sedang ditangani tim padu serasi.

Tim padu serasi saat ini sedang menggodok status dari lahan tersebut. Kita doakan saja biar status lahan itu jelas. Saat ini sedang ditangani tim padu serasi dan mungkin sudah ditangani Menteri Kehutanan. Mudah-mudahan tahun ini sudah selesai dibahas sehingga lahan itu bisa difungsikan," jelas M Sani.

Menteri Perindustrian MS Hidayat sendiri hanya bisa berharap kepada para pengelola kawasan industri di untuk tidak mengalihkan lokasi penyimpanan barang-barang pendukung Migas dari Batam.

"Jangan dulu mengalihkannya ke luar negeri. Pemerintah provinsi kan sedang mengurus status lahannnya," kata Menperin.