Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Prixa Dapat Dana Tambahan 3 juta USD untuk Tingkatkan Aksesibilitas Layanan Kesehatan Indonesia
Oleh : Redaksi
Jumat | 04-06-2021 | 09:26 WIB
prixa1.jpg Honda-Batam
CEO dan Co-founder Prixa, James Roring, MD. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Prixa, sebuah perusahaan teknologi kesehatan terkemuka, baru-baru ini mendapatkan pendanaan tambahan sebesar 3 juta USD, dipimpin oleh MDI dan TPTF dengan partisipasi dari investor yang telah ada termasuk Siloam Hospitals Group.

Pendanaan ini akan digunakan untuk memperluas jangkauan platform dan basis pengguna Prixa, mendukung basis pelanggan B2B Prixa, serta meningkatkan aksesibilitas ke perawatan kesehatan dan transformasi digital layanan kesehatan Indonesia.

Prixa didirikan pada tahun 2019 dan dipimpin oleh James Roring, MD. Perusahaan ini pertama kali diluncurkan dengan platform manajemen kesehatan berbasis Artificial Intelligence (AI) yang memberikan layanan telemedis dan layanan perawatan primer dasar lainnya untuk pembayar perawatan kesehatan dengan misi memanusiakan perawatan kesehatan dengan memanfaatkan data dan teknologi.

Dalam kondisi pandemi di Indonesia, Prixa mengalami pertumbuhan eksponensial untuk layanannya, termasuk konsultasi medis secara online atau telemedis. Platform Prixa memungkinkan pengguna untuk terhubung langsung dengan layanan perawatan primer, yang mencakup konsultasi telemedis, pengiriman obat, dan tes laboratorium on-demand.

"Sebagai dana ventura internasional, kami melihat peluang yang signifikan untuk mendukung industri perawatan kesehatan di Indonesia melalui teknologi mutakhir. Kami berharap dapat memberikan kontribusi pengalaman global di sektor ini yang kami peroleh dari portofolio perusahaan teknologi kesehatan kami yang lain untuk mendukung pertumbuhan Prixa," ujar Barry Lee, Managing Director Trans-Pacific Technology Fund.

Prixa berfokus pada pelayanan pembayar perawatan kesehatan, yang mencakup perusahaan asuransi, korporasi, dan entitas pemerintah; saat ini melayani sekitar 10 juta pengguna. Dengan tujuan mengurangi biaya klaim dan biaya perawatan kesehatan, Prixa berusaha untuk memberikan perawatan kesehatan secara paradigmatis melalui pendekatan perawatan terkelola (managed care). Model bisnis ini juga selaras dengan dukungan Prixa terhadap program pemerintah untuk transformasi digital di sektor perawatan kesehatan dan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di seluruh lapisan masyarakat.

"MDI co-led pada pendanaan di Prixa karena telah menunjukkan kemampuannya untuk mendukung perusahaan asuransi dan rumah sakit dalam membuat layanan dokter lebih mudah diakses dan terjangkau melalui platform telemedisnya yang ditenagai oleh AI. Prixa memiliki rekam jejak yang terbukti dalam meningkatkan kepuasan pasien dengan memberikan layanan telemedis yang cepat dan mudah digunakan, biaya klaim asuransi dapat lebih efisien dengan penggunaan telemedis yang efektif pada perawatan primer, dan memungkinkan rumah sakit untuk terus meningkatkan kualitas pelayananan pasien secara digital selama pandemi. Kami sangat senang Prixa dapat secara aktif mendukung ekosistem kesehatan digital di BUMN," ujar Aditia Henri Narendra, GM Legal and Corporate Communication MDI Ventures.

CEO dan Co-founder Prixa, James Roring, MD menambahkan terdapat dikotomi dalam perawatan kesehatan di mana ada inovasi yang konstan dalam perawatan pasien tingkat lanjut namun akses ke pelayanan perawatan kesehatan dasar terus tertinggal.

"Prixa dibangun untuk mempermudah akses layanan kesehatan melalui teknologi, yang kami manfaatkan untuk menurunkan biaya perawatan kesehatan. Atas kesempatan baik ini, kami berterima kasih kepada investor strategis yang mendukung kami untuk bisa memberikan dampak positif kepada perawatan kesehatan melalui perawatan primer via digital. Melalui awal yang baik ini pula, kami berkontribusi untuk industri perawatan kesehatan yang sepenuhnya inovatif untuk Indonesia," ujarnya.

"Konsistensi MDI dalam berinvestasi di startup menunjukkan komitmen Telkom Group untuk memperkuat lanskap bisnis digital Indonesia," tutur Budi Setyawan, Chief Strategy Officer PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Editor: Yudha