Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kerusuhan Temanggung

Massa dari Jawa, Provokator dari Jakarta
Oleh : Surya/Tunggul Naibaho
Rabu | 09-02-2011 | 06:41 WIB

Jakarta, batamtoday - Massa perusuh yang beraksi brutal dengan merusak dan membakar 3 buah gereja di Kota Temanggung diduga kuat  didrop dari luar kota Temanggung, namun masih berasal dari daerah sekitar Jawa Tengah. Tetapi, untuk beberapa provokator massa diduga kuat berasal dari Jakarta.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi VIII DPR, Abdul Kadir Karding, Bupati Temanggung Hasyim Affandi, dan Edi Sumiharto, salah seorang  anggota Presidium Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Temanggung, secara terpisah Rabu 9 Februari 2011.

"Saya ini dari Dapil (daerah pemeilihan, red) Temanggung, dan saya dapat informasi, para perusuh itu datang dari Pekalongan dan Solo," kata Abdul Kadir Karding dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kapolri Jendral Timur Pradopo, juga dengan Menteri Agama Suryadharma Ali.

Seperti diketahui, kerusuhan Temanggung pecah sesaat usai sidang putusan kasus penistaan agama dengan terdakwa Antonius Richmon Baweyang di Pengadilan Negeri Temanggung pada Selasa 8 Februari 2011. Pada hari itu kota Temanggung dicekam ketakutan.

Diperkirakan ribuan massa tiba-tiba saja mengamuk, akibat provokasi dari beberapa orang yang memang berperan sebagai provokator. Akibatnya, gedung PN Temanggung, 2 gereja dibakar, 1 gereja lainya dirusak,dan beberapa mobil polisi dan warga dibakar dan dirusak massa.

Bupati Temanggung, Hasyim Affandi, juga mengatakan bahwa para pelaku perusuh bukanlah warga Temanggung. Masyarakat Temanggung, katanya, tidak memiliki watak anarkis, dan selama ini, kerukunan beragama di kota tembakau ini sangat baik dan harmonis.

"Selama ini di Temanggung tidak pernah ada masalah seperti ini. Kehidupan antarumat beragama juga berlangsung baik dan harmonis. Semua adem ayem saja," ujarnya seusai pertemuan Muspida dengan forum Komunikasi Antarumat Beragama (FKUB) Temanggung.

Berdasarkan laporan salah seorang anggota Satpol PP yang kebetulan bertugas menjaga keamanan sebuah gereja yang dibakar, diketahui dialek ratusan massa yang membakar gereja itu berasal dari luar daerah seperti Banjarnegara dan Semarang.

"Massa sebagian besar yang datang waktu demo kemarin bukan orang Temanggung," ungkapnya.

Identifikasi tambahan diberikan anggota Presedium FUIB Temanggung, Edi Sumiharto, terutama terkait identitas massa yang berperan sebagai provokator.

Diceritakanya, seusai persidangan kasus penistaan agama dengan terdakwa Antonius Richmond Bawengan yang divonis 5 tahun, massa segera berhamburan di depan PN Temanggung. Pada saat itulah, Edi mengaku melihat dua orang yang berperan sebagai provokator sedang memprovokasi massa untuk bergerak, dengan menggunakan logat Jakarta.

"Logatnya, logat Jakarta, sangat jelas para provokator berasal dari Jakarta, tapi saya tidak tahu siapa mereka," kata Edi.

Edi menuturkan, orang berlogat Jakarta tersebut memakai jubah dan tutup muka seperti cadar, berteriak-teriak dengan logat bahasa Jakarta, dan memprovokasi massa agar bergerak.

"Semua yang duduk bangkit, jalan," ujar Edi menirukan ucapan sang provokator. Kemudian ada seorang provokator lainya yang meneriakan, bakar gereja, bakar gereja, dengan logat Jakarta juga," jelas Edi.

Analisis Kapolri Timur Pradopo pun sama bahwa, para perusuh didatangkan dari luar Temanggung, namun sayang, dari ribuan perusuh tersebut baru satu orang yang ditahan dan ditetapkan sebagai
tersangka, yaitu M berusia 22 tahun.

Sementara Kapolda Metro Jaya, merespon kerusahan Pandeglang dan Temanggung, mengancam siapa saja yang melakukan aksi kekerasan dan kerusuhan di Jakarta akan dikenakan Protap 1: Tembak Ditempat!