Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rajin Minum Teh Jauhkan Risiko Diabetes
Oleh : Redaksi/Inilah.com
Sabtu | 09-06-2012 | 10:58 WIB

BATAM, batamtoday - Rajin mengkonsumsi teh setiap hari bukan saja menjadi tradisi dalam kehidupan manusia, namun juga kaya manfaat terhadap kesehatan. 

Sebuah penelitian terbaru menyebutkan bahwa mengkonsumsi teh sebanyak empat cangkir sehari atau lebih menurunkan risiko diabetes tipe 2. Di Inggris, masyarakatnya 20% terbukti memiliki risiko terkena penyakit lebih rendah. 

Benar. Berdasarkan hasil sebuah studi terbaru belum lama ini, mengkonsumsi teh dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2. Mereka yang minum 3-4 cangkir teh setiap hari, akan memiliki risiko jauh lebih rendah terkena diabetes ketimbang mereka yang hanya menyeruput secangkir hingga dua cangkir sehari.  

Dilansir Dailymail, tim peneliti yang dipimpin Herder Kristen dari Pusat Leibniz untuk Penelitian Diabetes di Heinrich Heine University Duesseldorf, Jerman, menjelaskan analisis sebelumnya menunjukkan konsumsi teh dikaitkan dengan insiden lebih rendah diabetes tipe 2. 

"Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk pengembangan diabetes tipe 2, tetapi faktor makanan juga dapat berperan. Salah satu faktor diet yang menarik adalah konsumsi teh," jelas Herder.

Menurut Herder, mengkonsumsi teh dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 dengan mempengaruhi pencernaan glukosa, penyerapan glukosa, dan dengan melindungi beta-sel dari kerusakan radikal bebas. Ini efek menguntungkan mungkin disebabkan oleh polifenol hadir dalam teh.

Herder menambahkan, minum edikitnya empat cangkir teh per hari dikaitkan dengan 20% risiko lebih rendah, sedangkan minum satu sampai tiga cangkir per hari tidak menurunkan risiko diabetes dibandingkan dengan non-peminum teh. 

Tapi, sambung Herder, tidak jelas apakah teh dikaitkan terbalik atas seluruh rentang asupan.

"Karenanya, kami meneliti hubungan antara konsumsi teh dan kejadian diabetes tipe 2 pada populasi Eropa," tambah Herder.

Herder menyebutkan, meningkatkan pemahaman kita tentang faktor gaya hidup dapat diubah terkait dengan perkembangan diabetes tipe 2 ini penting, karena prevalensi diabetes meningkat dengan cepat.

"Sejalan dengan ini, tidak ada hubungan diamati ketika konsumsi teh dipelajari sebagai variabel kontinu. Ini mungkin menunjukkan bahwa efek perlindungan teh terbatas pada orang dengan konsumsi teh tinggi," pungkas Herder.