Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Disiplin Itu Setia Serta Amanah Terhadap Tugas dan Kewajiban
Oleh : Opini
Jum\'at | 11-12-2020 | 12:36 WIB
sahat13.jpg Honda-Batam
Tokoh masyarakat Bintan, Sahat Simanjuntak. (Dok)

Oleh Sahat Simanjuntak

Disiplin adalah solusi untuk mempercapat pencapaian hakekat cita-cita luhur Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai termaktub dalam pembukaan UUD 1945.

Bahwa konsensus bangsa kita tersurat dan tersirat pada Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dalam pembukaan tertulis, Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,Karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, beraatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaan nya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan serta Mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

COBALAH TAFAKUR dan MERENUNG kemudian INTROPEKSI DIRI. Bahwa negera kita tercinta ini Merdeka bukan dalam hitungan detik, dan bukan diberi dengan harga percuma.

Bahwa Kemerdekaan Indonesia yang diprolamirkan tgl 17 Agustus 1945 adalah hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia sejak berabad-abad lamanya, dicapai dengan korban jiwa, raga, darah, air mata dan harta benda yang tak ternilai. Bahwa cita2 luhur Proklamasi 17 Agustus 1945 termaktub dalam Pembukasn UUD 1945.

BUKAN MENGGURUI mungkin KESAN. Tuhan hanya memberikan satu keping hati untuk satu orang. Kenapa tidak dua, karena yang satu untuk orang lain yang akan diberikan kepada kita agar kita mampu untuk saling berdamai dengan diri kita sendiri dan berdamai juga dengan orang lain. Saling menyapa, hormat menghormati disertai kasih sayang, dan saling harga menghargai perbedaan, keanehan serta keunikan orang lain tampa menuntut mereka menjadi "seperti kita".

Baca dan hitung angin kemudian bentangkan kebenaran dan kesalahan dengan kebesaran hati tampa perlu mencari apalagi menuduh siapa yang salah maupun yang benar. Karena kebenaran itu adalah ruh dan nafas yang bersih dari benci, dengki, iri, amarah dan khianah.

Berdamai dengan hati kita sendiri dan berdamai juga dengan orang lain agar hati dan jiwa bersemangat untuk disiplin dalam melaksanakan amanat tugas dan kewajiban serta tanggung jawab yang di emban, yaitu, mewujudkan hakekat cita2 luhur Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagaimana tersurat dan tersirat dalam Pembukaan UUD 1945.

DISIPLIN YANG DIMAKSUD, JUJUR BERTUTUR, ARIF BERTINDAK, SETIA dan AMANAH terhadap AMANAT TUGAS, KEWAJIBAN, TANGGUNG JAWAB yang diemban yang TAAT TERHADAP PERATURAN dan NORMA-NORMA YANG BERLAKU DALAM SEGALA ASPEK KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, serta BERNEGARA YANG DILAKSANAKAN SECARA SADAR, JUJUR, IKHLAS LAHIR dan BATHIN SEHINGGA TIMBUL RASA MALU UNTUK MELANGGAR dan TERKENA SANKSI serta TAKUT TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA.

Esa hilang. Dua terbilang.
Sekali layar terkembang.
Surut kita berpantang.

PANCASILA !!!
ABADI !!!

MERDEKA !!!

Penulis merupakan tokoh masyarakat Kabupaten Bintan