Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BI Ingatkan Dampak Tarif Trump, Ekspor Terancam dan Industri Elektronik Kepri Bisa Terpukul
Oleh : Aldy Daeng
Selasa | 06-05-2025 | 10:44 WIB
Ka-BI-Kepri1.jpg Honda-Batam
Kepala Perwakilan BI Kepri, Ronny Widijarto. (Foto: Aldy Daeng)

BATAMTODAY.COM, Batam - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepulauan Riau (Kepri) mengeluarkan peringatan serius terkait potensi pelemahan ekspor daerah imbas dari kebijakan tarif dagang Amerika Serikat atau yang dikenal dengan 'Tarif Trump'. Kebijakan ini dinilai berisiko memukul sektor unggulan Kepri, khususnya industri manufaktur elektronik yang menjadi andalan ekspor daerah.

Kepala Perwakilan BI Kepri, Ronny Widijarto, mengungkapkan meskipun kebijakan tarif tersebut masih berada dalam tahap penundaan, sinyal dampaknya mulai terlihat dari menurunnya permintaan global. "Penurunan permintaan global akan menurunkan aktivitas produksi, khususnya pada sektor elektronik yang menjadi tulang punggung ekspor Kepri," ujar Ronny, Senin (5/5/2025).

Ia menjelaskan, sebagian besar ekspor elektronik Batam ke pasar Amerika dilakukan melalui negara perantara, seperti Hong Kong (34,84%), Taiwan (16,12%), Amerika langsung (15,78%), dan Singapura (9,87%). "Kondisi ini menunjukkan tingginya ketergantungan Kepri pada jalur ekspor tidak langsung yang sangat rentan terhadap dinamika global," jelasnya.

Lebih lanjut, Ronny menyebutkan bahwa dalam jangka pendek, kebijakan tarif ini dapat memperlambat produksi manufaktur, memicu penurunan pendapatan daerah, serta berimbas pada berkurangnya Dana Bagi Hasil (DBH) yang diterima Kepri dari pusat. Ia juga menyoroti potensi penurunan ekspor ke Tiongkok sebagai negara tujuan utama, yang dapat menekan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kepri dan membuat investor bersikap hati-hati.

"Selama periode Januari 2022 hingga Februari 2025, total ekspor elektronik Batam ke Amerika mencapai US$ 9,36 miliar. Produk utama mencakup panel surya, switchboard, modem, hingga komponen telekomunikasi seperti UPS dan perangkat telepon," terang Ronny.

Namun demikian, sektor strategis seperti semikonduktor masih menunjukkan kontribusi yang minim. "Nilai ekspor semikonduktor hanya US$ 11,6 juta, atau sekitar 0,12 persen dari total ekspor elektronik Sumatera. Ini menandakan perlunya akselerasi pengembangan sektor ini," tambahnya.

Sebagai langkah antisipatif, BI Kepri mengajukan tiga rekomendasi strategis. Pertama, memperkuat daya saing investasi di sektor unggulan seperti elektronik, perkapalan, dan industri kimia. Kedua, diversifikasi produk dan pasar ekspor, termasuk dukungan terhadap Kawasan Industri Wiraraja yang difokuskan pada semikonduktor dan panel surya berbasis teknologi kecerdasan buatan. Ketiga, mendorong deregulasi serta insentif fiskal untuk menciptakan iklim usaha yang lebih kompetitif.

"Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersiap menghadapi dinamika global dengan mempercepat transformasi industri dan memperluas pasar. Kepri harus tetap tangguh di tengah tekanan global," pungkas Ronny.

Editor: Gokli