Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pariwisata Jadi Sektor yang Sangat Terdampak Pandemi Covid-19
Oleh : Irawan
Selasa | 01-12-2020 | 08:20 WIB
dede_yusuf_diksuisi_pariwisata.jpg Honda-Batam
Diskusi bertema 'Kebangkitan Pariwisata dari Pandemi Covid-19 Sebagai Pondasi Ekonomi Sosial' di Media Center

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pariwisata menjadi salah satu sektor yang sangat terdampak akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia.

"Sektor pariwisata yang paling terpuruk, itu betul," kata Anggota MPR Dede Yusuf dalam diskusi bertema 'Kebangkitan Pariwisata dari Pandemi Covid-19 Sebagai Pondasi Ekonomi Sosial' di Media Center Gedung Nusantara III Komplek Parlemen,Jakarta, Senin (30/11/2020).

Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat itu meminta pemerintah untuk fokus terhadap para wisatawan nusantara (Wisnus) untuk membangkitkan sektor pariwisata yang sempat mati suri akibat pandemi.

Termasuk, sambung dia, bagaimana pemerintah mengupayakan peningkatan skil (upskill) para pelaku pariwisata. Apalagi tidak semua para pelaku pariwisata memiliki sertifikasi.

"Kami meminta pemerintah fokus pada wisatawan nusantara dulu. Karena ketika kami mereview kembali sama Kemenpar di sektor pariwisata, jumlah pengunjungnya sama 50:50. Dan sekarang lebih didominasi wisatawan domestik," ujar Wakil Ketua Komisi X DPR ini.

Ia mencontohkan tempat pariwisata yang terdapat di kawasan Bandung. Dimana pengunjungnya, rata-rata wisatawan nusantara atau domestik.

"Ternyata 7 bulan lebih dikurung, ketika bebas yang dicari adalah wisata. Jadi ketika suatu daerah membuka tempat wisatanya yang tadi menurun, bisa tiba-tiba meningkat pengunjungnya dari90 persen, bahkan sampai 100 persen," kisah Dede Yusuf.

"Di Bandung itu kalau hari Jumat, Sabtu dan Minggu (tempat pariwisata) di Bandung semua penuh. Bahkan ada villa-villa di kebun-kebun itu laku keras. Bookingnya tiga bulan sebelumnya. Harganya di kisaran Rp 5 juta," katanya.

Sementara itu Sekretaris Deputi Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hariyanto mengatakan sektor pariwisata merupakan ujung tombak dan pondasi yang kuat bagi perekonomian nasional.

Dirinya mengakui usaha-usaha yang dilakukan oleh seluruh komponen keparawisataan yakni berkontribusi terhadap ketahanan ekonomi nasional selama pandemi Covid-19.

"Jadi, pariwisata sangat berkontribusi. Karena di situ ada PDB, tenaga kerja dan nilai tambah di ekonomi itu sendiri. Devisa pariwisata menjadi penyumbang signifikan terhadap perekonomian nasional," tandasnya.

Hariyanto bilang sektor periwisata betul-betul menjadi koor ekonomi nasional. Artinya berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia.

"Kita tidak pernah tahu Covid-19 akan berakhir, trend positif Covid-19 masih tinggi. Titik balik atau fase pertama kita belum lalui," ungkap Hariyanto.

Walaupun virus corona belum berakhir, Hariyanto memastikan pembangunan kepariwisataan tetap berjalan berlandaskan CHSC dalam situasi pandemi Covid-19.

“Bagaimana kita kembangkan. Ya kita fokus kepada CHSC, dimana kegiatan keparawisataan baik destinasi, produk usaha dan industri itu seluruhnya mengacu pada aspek kebersihan, kesehatan keselamatan dan kelestarian lingkungan,” pungkas Hariyanto.

Dede Yusuf mendukung kebijakan CHSC yang diterapkan Kementerian Pariwisata di tengah Pandemi Covid-19.

Karena itu, Dede Yusuf meminta pemerintah fokus mempromosikan tempat-tempat wisata lokal. Menurutnya banyak kawasan wisata lokal yang selama ini belum terlalu dikenal oleh masyarakat pariwisata di Indonesia bahkan luar negeri.

Diskusi ini juga dihadiri narasumber lain secara secara virtual yakni Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, dan penulis buku Naked Traveler Series, Trinity.

Editor: Surya