Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perjuangan Buruh PT RLP Mencari Keadilan

Tetap Bertahan Meski Penyakit Menyerang
Oleh : Gokli/Dodo
Jum'at | 01-06-2012 | 11:29 WIB

BATAM, batamtoday - Satu bulan lebih buruh PT Raja Labora Panbil (RLP) yang disubkont di PT Varta Micro Battery menuntut hak-haknya yang tertindas oleh pengusaha belum juga terpenuhi. Beberapa orang buruh dari 80 orang yang masih bertahan mulai terserang penyakit namun tak punya uang untuk berobat, Jumat (1/6/2012). 

Meskipun kondisi sakit, puluhan buruh itu masih tetap datang ke PT Varta gedung lama lot 23 Batamindo. Kehadiran mereka di lokasi perusahaan itu untuk meminta pertanggungjawaban pihak pengusaha dalam hal ini PT Varta selaku penyedia kerja. Namun, harapan itupun seakan sirna lantaran sampai dengan saat ini belum ada tanggapan yang diberikan oleh pihak PT Varta maupun PT RLP yang dengan sengaja menelantarkan mereka. 

Linda, koordinator buruh mengatakan kondisi mereka saat ini sangatlah memprihatinkan. Selain beberapa rekannya yang masih tetap bertahan memperjuangkan haknya jatuh sakit, mereka juga sudah tak punya uang untuk berobat. Harapan dan janji dari beberapa pihak seperti Disnaker dan DPRD Batam untuk menyelesaikan permasalahan tersebut belum juga terwujud. 

"Kami bingung mas, masalah belum selesai, teman-teman sudah banyak yang jatuh sakit. Jangankan untuk berobat, makan sehari-hari aja sudah sulit mas," jelas Linda mengenai kondisi yang mereka alami saat ini. 

Merasa tak tahan untuk tetap berdiam diri, akhirnya beberapa orang dari mereka mencoba mendatangi Disnaker Batam untuk mempertanyakan masalah pengawasan tenaga kerja yang dilakukan. Karena memang, masalah ini bisa berlarut-larut lantaran lemahnya dan tak berdayanya Disnaker Batam dalam menindak pengusaha nakal terutama pengusaha outsourcing. 

"Kami sudah datangi Disnaker Batam untuk mempertanyakan nota pengawasan yang mereka lakukan. Tapi, kami ditolak mentah-mentah dan dianggap tak layak atau tak berhak mempertanyakan hal itu," jelasnya, setelah mereka mendatangi Disnaker Batam kemarin. 

Rasa kecewa dan kesal semakin bertambah dibenak para buruh itu. Terlebih, kata Linda jawaban yang dilontarakan salah seorang pengawas Disnaker Batam, Jalfirman dianggap tak sedap oleh beberapa buruh. 

"Posisi anda sebagai apa mempertanyakan nota pengawasan," kata Linda, menirukan jawaban Jalfirman kepada mereka.

Seketika itu juga, para buruh itu langsung meninggalkan lokasi dan sesuai dengan pernyataan Jalfirman, buruh akan membuat surat kuasa supaya dapat mempertanyakan nota pengawasan tersebut. 

"Kami semakin tak berdaya ketika pertanyaan kami dimentalkan oleh pihak Disnaker. Sesuai dengan arahhannya kami akan buat surat kuasa supaya bisa mempertanyakan nota kepengawasan Disnaker Batam mengenai hak-hak kami yang tertindas," tutupnya.