Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rusak Iklim Investasi

Apindo Sesalkan Pjs Wali Kota Batam Naikkan UMK 2021
Oleh : Irwan Hirzal
Rabu | 18-11-2020 | 15:20 WIB
ketua-apindo-cahya11.jpg Honda-Batam
Ketua Apindo Kepri, Cahya. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri menyesalkan keputusan Pejabat Sementara (Pjs) Wali Kota Batam H. Syamsul Bahrum yang tetap menaikkan besaran UMK (Upah Minimum Kota) Batam 2021. Meski hanya sebesar 0,5 persen.

Demikian ungkap Ketua Apindo Kepri, Ir Cahya, menanggapi kenaikan UMK Batam 2021 tersebut. "Pemerintah pusat melalui Surat Edaran Menaker telah meminta agar tidak ada kenaikan UMP dan UMK. Lalu kenapa pejabat kita masih menaikan juga? Ini bisa merusak iklim investasi di Batam," tegas Cahya.

Ketua Apindo Kepri itu menambahkan, jangan hanya karena didemo sekelompok orang kemudian semua aturan diabaikan. Yang demo adalah mereka saat ini masih punya kerjaan dan mendapat gaji minimal Rp 4 jutaan.

"Coba pikirkan, masih ada ratusan ribu pengangguran yang saat ini menunggu untuk bisa mendapatkan pekerjaan walaupun dengan gaji 2-3 juta. Ini fakta di lapangan. Apakah pejabat kita tidak tahu?" tambah Cahya.

Selama pandemi, ungkap Cahya, para pengusaha sudah cukup menderita, tiap bulan harus nombok untuk tetap bisa bertahan dan membayar gaji para karyawan. Bahkan, banyak karyawan saat ini terpaksa dirumahkan dengan menerima gaji hanya 50 persen. Ini kenyataan di Batam saat ini, sementara kita masih meributkan kenaikan gaji.

"Selama pandemi, kami dari Apindo Kepri sudah berjibaku habis-habisan membantu pemerintah daerah untuk segera mengatasi pandemi ini. Bahkan, sampai saat ini kami masih berbagi nasi bungkus dan sembako tiap hari untuk membantu mereka yang menganggur dan kelaparan. Sudah 7 bulan lebih kami berbagi," papar Cahya.

Makanya, Ketua Apindo Kepri merasa sedih melihat masih ada pejabat yang masih berpikir dan melihat dari sudut yang sempit.

"Ingat, tolong jangan bandingkan dengan UMK di Jawa Tengah sana, di sana UMK hanya 1,8 juta sedangkan di Batam saat ini sudah Rp 4,1 juta. Apakah mau semua orang Jawa sana berbondong-bondong bekerja ke Batam? Ada lapangan kerja tidak? Jadi jangan dibandingkan," tegas Cahya mengakhiri.

Editor: Dardani