Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Teken MoU, Dua Perusahaan IT Asal Korsel Bakal Berinvestasi di Batam
Oleh : Paskalis RH
Rabu | 14-10-2020 | 18:07 WIB
mou-TI-btm.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Perwakilan dua perusahaan IT dari Korsel saat teken MoU untuk berinvestasi di Batam, Rabu (14/10/2020). (Foto: Paskalis RH)

BATAMTODAY.COM, Batam - Rencana sejumlah perusahaan asal Korea yang hendak berinvestasi di Kota Batam, disambut baik Pjs Wali Kota Samsul Bahrum dan Plt Kepala BP Batam, Purwiyanto serta Ketua Kadin Batam, Jadi Rajaguguk.

Kunjungan dari sejumlah perwakilan perusahaan asal Korea ke BP Batam sebagai langkah awal penjajakan peluang investasi yang bergerak di bidang teknologi, informasi dan telekomunikasi.

Dalam kunjungan ini, Pemko Batam dan Kadin serta dua perusahaan yakni PT Jaringan Akses Data Indonesia dan PT Indonesia Optic Technologi melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk berinvestasi di Kota Batam.

Menurut Pjs Wali Kota Batam, Syamsul Bahrum, penandatanganan nota kesepahaman atau MoU antara kedua perusahaan adalah sebagai bukti keseriusan para pengusaha untuk menanamkan modal atau berinvestasi di Kota Batam.

"Kunjungan yang dilakukan sejumlah perusahaan Korea ke Batam, merupakan titik balik dari dunia investasi yang sempat mengalami penurunan pascapandemi corona atau Covid-19 yang melanda seluruh dunia," kata Samsul Bahrum saat bertemu dengan sejumlah perwakilan perusahaan Korea di Lantai 3 Balairung Gedung Badan Pengusahaan (BP) Batam, Rabu (14/10/2020).

Samsul menjelaskan, kunjungan dan penjajakan yang dilakukan perusahaan asal Korea ini adalah salah satu perwujudan dari keinginan Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Kota Batam sebagai salah satu Kota Industri Artificial Intelligence, sehingga mereka ingin membuat sebuah kawasan khusus berteknologi tinggi di Kota Batam.

Selain itu, kunjungan para investor dari Korea ini adalah bagian dari respon positif atas kunjungan kerja (Kunker) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia ke Korea Selatan beberapa waktu lalu.

"Kunjungan dan penjajakan yang dilakukan investor dari Korea ini, merupakan salah satu respon positif dari perusahaan yang sebelumnya telah dikunjungi menteri BUMN Menteri Erick Thohir," tambahnya.

Di tempat yang sama, Ketua Kadin Batam, Jadi Rajaguguk mengatakan, hanya ada dua perwakilan perusahaan yang datang secara langsung. Sementara belasan perusahaan lainnya tidak hadir secara langsung, namun mengikuti kegiatan diskusi dan menyaksikan penandatanganan MoU antara PT Jaringan Akses Data Indonesia dan PT Indonesia Optic Technologi melalui video teleconference.

Adapun perwakilan perusahaan yang hadir baik secara langsung maupun melalui video teleconference, kata dia, terdiri dari Direktur PT Nemo Partner Indonesia, Youngmin Lee; Direktur PT Optic Technology Indonesia, Jhon Pieter; Direktur PT Jaringan Akses Data Indonesia, Donald Pangihutan; Kim Jim Nim selaku Managing Director Korenan Infrastructure National; Brian Cho, President Director Seltech Co, Ltd dan Kim Han Seak selaku President Director GS Eep serta Quach Haison, Direktur Utama FPF Indonesia.

Perusahaan yang ingin melakukan investasi di Batam, kata dia, rata-rata dari Korea. Namun, sebutnya, ada juga perusahaan Korea yang ada di Singapura dan daerah lainnya yang ada di Indonesia.

"Sebelum melakukan kunjungan ke Batam, perusahaan-perusahaan ini telah mengunjungi kota lain di Indonesia yaitu Kendal. Namun saya mengajak mereka untuk melakukan kunjungan ke Batam. Di Batam sendiri, sejumlah perusahaan ini telah melakukan survei di Galang," ungkapnya.

Untuk diketahui, sejak tahun 2015, Korea Selatan menjadi negara terbesar ke-7 yang menginvestasikan modalnya di Indonesia setelah Singapura, Jepang, Tiongkok, Hongkong, Malaysia, dan Belanda. Korea Selatan membukukan total investasi mencapai US$ 7,7 miliar.

Berdasarkan data yang ada di Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, investasi dari Korea Selatan pada periode tahun 2016 sampai semester I tahun 2020 didominasi oleh sektor Listrik, Gas, dan Air dengan nilai investasi sebesar USD 944,3 juta.

Selain itu, Industri Mesin, Elektronik, Instrumen Medis, Peralatan Listrik, Presisi, Optik, dan Jam Tangan sebesar USD 902,5 juta, Industri Kimia dan Farmasi USD 749,6 juta, Industri Barang Kulit dan Alas Kaki USD 552,0 juta dan Industri Lainnya yang nilai investasi mencapai USD 528,7 juta.

Editor: Gokli