Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Telan Rp760 Juta Setahun

Warta Karimun Dituding Boroskan Anggaran
Oleh : Khoiruddin Nasution/Dodo
Sabtu | 26-05-2012 | 11:57 WIB

KARIMUN, batamtoday – Keberadaan majalah ‘Warta Karimun’ yang dikelola Bagian Hubungan Masyarakat (Humas), Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karimun dinilai tidak bermanfaat sama sekali. Sebab majalah tersebut hanya beredar di kalangan PNS tertentu yang ada di Pemkab Karimun dan masyarakat sama sekali tidak merasakan dampaknya, secara langsung.    

Ketua Ikatan Pemuda Melayu Kabupaten Karimun (IPMKK), Azhar MN kepada batamtoday, Jumat (25/5/2012) di Baran mengatakan, pemborosan yang dilakukan Humas Karimun terhadap majalah Warta Karimun, sama sekali tidak ‘berimbang’ dengan media massa lokal, maupun Nasional yang ada di Karimun baik cetak maupun elektronik.

Sebab katanya lagi, anggaran sebesar Rp760.160.000,- itu, diperuntukkan bagi Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa. Namun, khusus cetak majalah Warta Karimun itu sendiri menghabiskan dana Rp120 juta pertahun.     

Pada proses pemberitaan (dapur redaksi-red.), Belanja Pegawai PNS dan Honorer Pemkab Karimun, menghabiskan anggaran sebesar Rp29.550.000,- per tahun. Diantaranya, honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan (PPK) sebesar Rp16.500.000,- per tahun. 

Namun honorarium Tim/Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa hanya sebesar Rp500 ribu per tahun. Ditambah honorarium Tim Pemeriksa dan Penerimaan Barang yang berjumlah Rp750.000,- per tahunnya. Bahkan honorarium Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) hanya sebesar Rp400 ribu saja per tahunnya.        

Menariknya, ujar Azhar lagi, honorarium Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) sebesar Rp4,5 juta per tahunnya. Sedangkan pembantu PPTK sebesar Rp3,3 juta setahun. Bahkan honor pegawai/ pegawai tetap/ tidak tetap sebesar Rp3,6 juta per tahunnya.

“Biaya belanja barang dan jasanya itu yang mantap dan membuat perut semakin buncit, sekitar Rp94.450.000 setahun. Dan khusus di bagian ini yang ada biaya perjalanan dinas luarnya, yakni mencapai Rp36.800.000 setahun,” ungkapnya.

Namun, dari Rp760.160.000 total anggaran yang dikeluarkan untuk membuat beberapa eksemplar majalah Warta Karimun itu, sama sekali tidak berdampak dan dinikmati masyarakat luar. Sehingga lebih baik mata anggaran Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa itu dialokasikan ke media massa yang memiliki eksitensi dan penyebarluasannya ke skala lebih luas.

“Saya lebih yakin kepada media masa yang masyarakat dunia mengetahuinya. Persoalan isi beritanya, semua tergantung kinerja humas. Sebab, dunia harus tahu bahwa di Karimun ini memiliki potensi dan kekayaan yang tidak ternilai dari berbagai aspek. Untuk itu diperlukan sebuah media yang personnya memiliki SDM yang berkualitas. Sehingga Karimun di mata dunia, merupakan surga bagi investor manapun,” terangnya mengakhiri.