Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pertamina Rugi Rp 11 Triliun di Semester I 2020
Oleh : Redaksi
Senin | 24-08-2020 | 10:28 WIB
pertamina16.jpg Honda-Batam
Pertamina. (Foto: Kompas.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mencatat kinerja buruk selama semester I 2020 atau di tengah penyebaran virus corona. Tercatat, perusahaan mengalami rugi bersih sebesar US$ 767,91 juta setara Rp 11,13 triliun (mengacu kurs Rp 14.500 per dolar AS).

Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan berhasil meraup laba sebesar US$ 659,95 juta, atau Rp 9,56 triliun.

Jika ditelaah, kerugian tersebut dipicu oleh sejumlah pos. Tercatat, pos penjualan dan pendapatan usaha perseroan turun 24,71 persen dari US$ 25,54 miliar menjadi US$ 20,48 miliar.

Penurunan penjualan dan pendapatan disumbang oleh penurunan penjualan minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi, dan produk minyak dalam negeri dari US$ 20,94 miliar menjadi US$ 16,56 miliar. Perusahaan energi pelat merah itu juga mengalami penurunan pendapatan dari aktivitas operasi lainnya dari US$ 497,23 juta menjadi US$ 424,80 juta.

Selain itu, penggantian biaya subsidi dari pemerintah juga turun dari US$ 2,5 miliar menjadi US$ 1,73 miliar. Tahun ini, Pertamina tidak mendapatkan imbalan jasa pemasaran, padahal tahun lalu berhasil mengantongi US$ 6,42 juta.

Namun, penjualan ekspor minyak mentah, gas bumi, dan produk minyak berhasil naik dari US$ 1,6 miliar menjadi US$ 1,76 miliar.

Selanjutnya, perseroan juga mengalami kerugian selisih kurs sebesar US$ 211,83 juta. Periode yang sama tahun lalu, perseroan juga mengantongi keuntungan dari selisih kurs sebesar US$ 64,59 juta.

Namun, Pertamina berhasil menekan beban pokok penjualan dan beban langsung lainnya dari US$ 21,98 miliar menjadi US$ 18,87 miliar.

Lebih lanjut, perseroan mengalami kenaikan liabilitas atau kewajiban perusahaan dari US$ 35,86 miliar pada Desember 2019 menjadi US$ 40,56 miliar pada medio pertama 2020 ini. Kemudian, ekuitas perusahaan turun dari US$ 31,21 miliar di Desember 2019 menjadi US$ 29,66 miliar pada semester I 2020.

Atas kinerja tersebut, perseroan mampu mengerek tipis jumlah aset dari US$ 67,08 miliar di Desember 2019 menjadi US$ 70,22 miliar di semester I 2020.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha