Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kelangkaan Gas Elpiji Bersubsidi di Batam

Lagi, Warga Sandera Truk Pengangkut Elpiji 3 Kg
Oleh : Gokli/Dodo
Sabtu | 19-05-2012 | 14:21 WIB
sandera-elpiji.gif Honda-Batam

Penyanderaan truk pengangkut gas elpiji beberapa waktu lalu kini terulang kembali di Sei Beduk siring dengan semakin susah didapatnya gas bersubsidi itu.

BATAM, batamtoday - Puluhan warga Kavling Bukit Ayu Lestari, Sei Beduk nekat menyandera truk pengangkut tabung gas elpiji bersubsidi ukuran 3 Kilogram (Kg) milik salah satu agen lantaran sudah sangat langka. Pihak agen dipaksa menurunkan 100 tabung gas di salah satu pangkalan langganan warga sekitar, Jumat (18/5/2012) sekitar pukul 18.30 WIB.

Puluhan warga saat ditemui batamtoday mengatakan aksi penyanderaan itu mereka lakukan lantaran selama ini mereka sudah sangat kesulitan untuk mendapatkan gas. Beberapa pangkalan di daerah Sei Beduk tak mampu memenuhi permintaan warga.

"Kelangkaan ini sudah luar biasa, tapi tak ada solusi. Pemerintah seakan tutup mata dengan penderitaan masyarakat pengguna gas elpiji bersubsidi," kata Mardi, seorang warga, Sabtu (19/5/2012) siang. 

Menurutnya, aksi penyanderaan truk pengangkut tabung gas tersebut masih hal yang wajar. Karena warga sudah banyak yang mengeluh dan kesulitan mendapat gas.

Selain itu, pihak agen ataupun sopir truk yang tak disebutkan namanya itu tak bisa berbuat banyak. Permintaan warga untuk menurunkan 100 tabung gas, akhirnya dipenuhi dan warga bisa melakukan aktivitas masak-memasak dalam kurun waktu terbatas.

"Saya rasa aksi kami masih wajar, karena pemerintah sendiri tak mau berbuat bahkan terkesan tak mau tahu. Terlebih, yang kami paksa diturunkan hanya sebatas yang dibutuhkan warga, kami juga masih memikirkan warga lain yang masih kesulitan," jelasnya terkait aksi yang dilakukan warga.

Saat ini, setelah 100 tabung diturunkan di pangkalan dekat minimarket Nurul Islam tersebut, warga kavling Bukit Ayu Lestari bisa bernapas lega dalam beberapa hari ini. Namun, jika kelangkaan ini masih tetap berlama-lama, aksi serupa akan mereka lakukan bahkan lebih besar lagi.

"Sekarang warga bisa dulu memasak, kalau masih tetap langka akan kami ulangi dengan aksi yang lebih besar lagi," tuturnya.