Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Patkor Indosin

TNI AL-RSN Tingkatkan Kerjasama Pengamanan Perbatasan
Oleh : Hendra Zaimi/Dodo
Jum'at | 11-05-2012 | 14:09 WIB
Agus-Suhartono_1.gif Honda-Batam

Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono.

BATAM, batamtoday – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) dan Republic of Singapore Navy (RSN) terus melakukan peningkatan kerjasama dalam penanganan keamanan di Selat Singapura dan Selat Philips demi menjaga kerawanan yang terjadi di wilayah perbatasan kedua negara.

Demikian dikatakan Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono kepada wartawan usai latihan perang bersama Patroli Terkoordinasi (Patkor) antara Indonesia dan Singapura (Indosin) tahun 2012 di perairan Selat Singapura dan Selat Philips, Jumat (11/5/2012).

"Patroli terkoordinasi ini adalah wujud kerjasama yang sangat panjang antara angkatan bersenjata kedua negara, dan telah dilaksanakan sejak tahun 1992 dan kini telah berjalan selama 20 tahun dalam menjaga kerawanan di Selat Singapura dan Selat Philips," ujar Agus.

Hasil kerjasama yang telah berjalan dengan baik ini, lanjut Agus, memberikan dampak keamanan bagi pengguna di jalur Selat Singapura dan Selat Philips, buktinya selama tahun 2011 hanya tiga kasus yang menonjol berkat penanganan yang baik antara angkatan bersenjata kedua negara.

"Kita telah bersepakat dengan pemerintah Singapura untuk terus melakukan pengamanan ke depannya sehingga jalur di Selat Singapura dan Selat Philips aman digunakan oleh pengguna jalur laut sehingga dapat menunjang perekonomian kedua negara," terangnya.

Dalam Patkor Indosin – 79/12 TNI Angkatan Laut melibatkan unsur KRI jajaran Koarmabar diantaranya KRI Silea–858, KRI Kelabang–826, KRI Krait–827, KRI Tarihu–829 dan unsur terkait Sedangkan Angkatan Laut Singapura dan PCG melibatkan dua kapal masing-masing RSS. Gallant–97 dan PCG Black Tip.

Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan latihan Passage Exercise (Passex) antara unsur TNI Angkatan Laut dan unsur Angkatan Laut Singapura pada saat memasuki perairan Indonesia untuk menguji dan mengasah kemampuan personel masing-masing kapal perang dalam hal penguasaan alat komunikasi, manuver dan pertukaran informasi cuaca di laut.