Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Biadab dan Tak Bermoral

Kepolisian Negara Malaysia Tak Perlu Diberi Penghargaan oleh Mabes Polri
Oleh : surya
Kamis | 10-05-2012 | 21:44 WIB
Polisi_Malaysia.jpg Honda-Batam

Polisi Diraja (Negara) Malaysia

JAKARTA, batamtoday - Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan mengatakan, rencana Rencana Mabes Polri memberi gelar 'Bintang Bhayangkara Utama' kepada Kepala Kepolisian Negara Malaysia, Tan Sri Ismail bin Omar pada peringatan Hari Bahayangkara 1 Juli mendatang dinilai tidak pantas.

Sebab, prilaku Polisi Malaysia dinilai sangat biadab dan kerap melakukan pelanggaran terhadap HAM warga negara Indonesia, terutama yang bekerja di negeri Jiran tersebut.

Penganugerahan tersebut bukan saja menciderai perasaan bangsa yang kerap dinistakan pemerintah Malaysia, namun sekaligus menunjukkan wajah negara Indonesia yang semakin tidak terhormat menghadapi Malaysia.

"Tanda kehormatan berupa 'Bintang Bhayangkara Utama' hanya patut diberikan bagi anak bangsa berprestasi termasuk untuk putera negara sahabat yang mewakili lembaga bermoral. Polisi Malaysia itu tidak bermoral sehingga tidak pantas diberi penghargaan," kata Syahganda Nainggolan dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (10/5/2012) 

Karena itu, Syahganda berharap Mabes Polri membatalkan niat ataupun keputusan pemberian gelar kehormatan itu demi menjaga kemartabatan bangsa dan negara. Semestinya, pemerintah menyeret pihak-pihak bertanggungjawab di Malaysia ke Mahkamah Internasional yang telah membatai TKI.

”Prestasinya apa Kepala Kepolisian Malaysia itu sehingga perlu ditempatkan secara agung di Indonesia. Bagaimanapun, dia adalah tokoh tercela, karena memimpin institusi para polisi nista yang membabi-buta menembaki para TKI selayaknya binatang buruan,” katanya.

Selain menyebabkan tragedi berdarah atas kematian tiga TKI asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yaitu Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), serta Mad Noor (28) pada Sabtu dini hari (24/3) di area pelabuhan Port Dickson, Negeri Sembilan, ulah memalukan kepolisian negara itu ternyata belum berhenti.

Pada Rabu (9/5/2012), mereka juga menangkap tiga wartawan Indonesia yakni Muhammad Fauzi (Media Indonesia), Ilham Khoiri (Kompas), dan Zen Teguh Triwibowo (Sindo), terkait tugas peliputan yang menyertai kunjungan Dewan Perwakilan Daerah ke Malaysia sejak Senin (7/5/2012), untuk mengungkap penyebab penembakan sadis tiga TKI oleh polisi di sana.

”Ini baru sebagian kecil saja ulah bejat polisi Malaysia kepada warganegara Indonesia, di luar perilaku lain yang seringkali menistakan kehormatan bangsa kita,” tegasnya