Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

FFI 2010 Digelar di Batam, 26 November - 4 Desember 2010
Oleh : batamtoday
Rabu | 24-11-2010 | 09:51 WIB

Batamtoday, Jakarta - Festival Film Indonesia (FFI) 2010 dipastikan digelar di Batam, mulai tanggal 26 November hingga 4 Desember 2010, mendatang. Kepastian itu disampaikan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata di Jakarta kemarin.

Pemilihan Batam sebagai tuan rumah FFI 2010, menurut dia beradasarkan kesiapan Batam dalam menjadi tuan rumah, serta siap mensukseskan festival film tertua dan terbesar di Indonesia itu. Ajang ini pun ditanggapi positif sebagai kampanye film nasional yang ditujukan untuk penonton negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

Wacik melanjutkan, dalam FFI 2010 nanti, lebih dari 50 film Indonesia dipastikan akan dikutkan dalam festival ini. "FFI diharapkan juga dapat menjadi bagian untuk menggalakkan promosi pariwisata di wilayah Indonesia," katanya.

Meskipun Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengaku acara ini tak terlalu berpengaruh pada masyarakat Batam yang didominasi oleh para pekerja, Jero tak ambil pusing. “Anggap saja FFi ini sebagai hiburan rakyat mereka yang sudah lelah bekerja siang hari. Lagi pula, masih ada bidikan yang lebih menjanjikan, yakni wisatawan atau penonton asing,” kata Jero Wacik.

Menurut Ketua Komite FFI 2010, Niniek L Karim, FFI kali ini siap merangkul dan menerima semua kerja kreatif insan perfilman Tanah Air, tanpa terkecuali. "Jadi kami akan menilai semua film yang diikutkan dalam festival ini, tanpa terkecuali, dari siapa saja, tentu saja seusai dengan prasyarat yang telah ditetapkan panitia," katanya.

Yang membedakan penjurian atau penilaian FFI dengan sistem penjurian festival lain seperti Festival Film Bandung (FFB), adalah jika FFI menilai film yang hanya diikutkan atau didaftarkan, sedangkan FFB menilai dengan otomatif film-film Indonesia yang telah diputar di wilayah Bandung. "Atas pertimbangan itulah, yang filmnya tidak didaftarkan ke panitia FFI, otomatis tidak akan kami nilai".

Sampai saat ini, sejumlah produser dari beberapa rumah produksi seperti Chand Parvez Servia dari Star Vision, Ody Mulya dari Maxima, Gope Samtany dari RAPI Film, dan Raam Punjabi dari Multi Vision sudah mendaftarkan film mereka untuk diikutkan FFI 2010. Meski hingga saat ini, Dewan Juri Tetap FFI 2010 masih digodok namanya.

Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional (BP2N) Deddy Mizwar menyambut baik terselenggaranya FFI. Karena, menurut dia, diboikot atau tidak, FFI harus tetap jalan. "FFI harus jalan terus," katanya. Hal senada dikemukakan pemerhati film Indonesia Yan Widjaja, yang mengatakan ada tidak ada dukungan dari sebagian kecil insan film yang merasa memiliki kebenaran secara sepihak, FFI harus tetap dijalankan.

Hingga 2010, FFI masih didominasi wajah-wajah lawas seperti Deddy Mizwar, Niniek L. Karim, Zairin Zen, dan lainnya. Sejak peristiwa pengembalian Piala Citra oleh sejumlah sineas muda beberapa tahun lalu, “perang dingin” yang lahir di antara generasi tua dan muda insan film belum mereda.“Kami tetap berusaha mengajak generasi muda untuk gabung kok, seperti Riri Riza ce-es,” ujar Niniek L. Karim, Ketua Komite FFI 2010.

Hingga kini, film yang sudah didaftarkan mengikuti FFI baru 13 judul. “Baru ada tiga pihak yang mendaftarkan karya mereka,” ujar Niniek. Rumah produksi Starvision mendaftarkan delapan filmnya, yakni XXL, 18+, Affair, SKJ, Red Cobex, Laskar Pemimpi, dan Hard To Hard.

Adapun Maxima film turut berpran serta dengan membidik empat film, yakni Air Terjun Pengantin, Mati Suri, Lihat Boleh Pegang Jangan, dan Menculik Miyabi. Ada satu film produksi Aditya Gumay, yang turut serta, yakni Rumah Tanpa Jendela.

Namun, spekulasi dan kontroversial langsung mewarnai langkah pertama FFI 2010. Penghargaan yang dianggap tertinggi di Indonesia untuk perfilman ini kembali melanjutkan serial kontroversinya yang seperti sudah menjadi tradisi.


Mendiskualifikasi Sang Pencerah, karena tidak memenuhi syarat sebagai film biografi. Banyak data dan catatan sejarah yang meleset. Ada pula laporan yang menyebutkan bahwa karena cerita Sang Pencerah tidak menginspirasi karena banyak yang tidak diceritakan dan hanya menyentuh garis besar saja.

Delapan film lolos seleksi untuk menjadi nominasi dalam FFI yang akan diumumkan 26 November dan acara pada awal Desember.

Delapan film itu antara lain:

3 Hati 2 Dunia 1 Cinta,
Alangkah Lucunya Negeri Ini,
Minggu Pagi di Victoria Park
Hari Untuk Amanda
7 Hati 7 Cinta 7 Wanita,
Cinta 2 Hati - Dilema,
I Know What You Did on Facebook
Heartbreak.com

Komite Seleksi terdiri atas 5 orang dan menyeleksi sekitar 54 film yang mendaftar. Komite Seleksi itu antara lain: Viva Westi, Abduh Azis, German G. Mitapradja, Totot Indarto, Dedi Setiadi.