Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Termasuk untuk Pasien Terjangkit Virus Corona

RSUP Kepri Siapkan 10 Ruang Rawat dan 2 ICU untuk Pasien Penyakit Mudah Menular
Oleh : Redaksi
Sabtu | 01-02-2020 | 18:40 WIB
ruangan-negatif.jpg Honda-Batam
Salah satu ruang rawat di RSUP Kepri untuk penanganan penyakit mudah menular, yang diperlihatkan dalam simulasi penanganan virus corona. (Diskominfo Kepri)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - RSUP Raja Ahmad Tabib sudah menyediakan ruang rawat khusus, bagi pasien yang terjangkit corona virus. Ruang dengan tekanan negatif tersebut, disediakan agar virus tidak menyebar ke lingkungan sekitar.

"Untuk ruang isolasi ada 10 ruang perawatan, lalu ada dua ruangan di ICU dan di IGD untuk penanganan awal. Jadi ketika pasien datang, tetap pintu masuknya di IGD," ujar dr Elfiani Sandri, Plt Direktur RSUP Raja Ahmad Tabib, Jumat (31/1/2020), seperti dilansir laman resmi Diskominfo Kepri.

Ruangan tersebut tidak hanya untuk pasien nCoV-2019 saja. Tetapi juga untuk pasien lain dengan airborne disease atau penyakit dengan resiko penularan melalui udara, seperti TB (tuberkulosis) paru.

Pasien dengan airborne disease seperti corona virus, harus ditangani dengan khusus.

Ada dua cara penanganan pasien. Yaitu pasien rujukan baik dari Puskesmas, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) atau dari praktek dokter dan pasien yang datang sendiri ke rumah sakit. Namun pada dasarnya pelayanan keduanya tidak jauh berbeda.

Di mana pasien rujukan akan langsung disambut petugas yang menggunakan alat pengaman diri (APD). Kemudian pasien ditangani di IGD terlebih dahulu.

Setelah itu pasien dipindahkan ke ruang rawat khusus, dengan menggunakan lift untuk pasien. "Pasien nanti dirawat di ruang khusus dengan tekanan negatif. Kalau tekanan negatif, artinya tidak akan menyemburkan udara keluar dari ruangan. Ruangan tersebut dibuat bertekanan negatif secara mekanis, dengan menggunakan blower. Bisa dibuktikan bertekanan negatif, dengan alat magnehelic yang kita pasang," tambah dokter Sandri.

Jika ada pasien yang dengan nCoV viruensi (derajat patogen untuk menyebabkan penyakit tinggi) ganas, maka satu sayap perawatan akan dikhususkan untuk merawat pasien tersebut. Sedangkan pasien lain, akan dipindahkan.

"Ruang isolasi sudah siap. Jadi ketika ada suspect pasien nCoV masuk, pasien lain akan kita evakuasi. Mobilisasi ke ruangan lain yang sudah kita siapkan. Ketika pasien rujukan yang sudah mengetahui cirinya, kita akan lebih siap menanganinya. Akan kita arahkan ke alur seperti saat simulasi," tambahnya.

Rumah sakit juga bersiap untuk pasien yang bukan rujukan, atau pasien yang memang datang sendiri. Setiap pasien akan ditanya di meja triase, apakah mengalami demam, batuk atau sesak nafas dan pernah melakukan kontak dengan daerah terjangkit.

"Petugas akan mengidentifikasi, jika sesuai dengan gejala nCoV dan pernah kontak dengan daerah terjangkit, akan kita arahkan seperti saat simulasi tadi. Kita masukan ke ruang khusus di IGD," tutupnya.

Editor: Gokli