Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Pertanyakan Dasar Pemberian Izin Amdal Mega Proyek Pollux Habibie
Oleh : Nando Sirait
Rabu | 29-01-2020 | 19:28 WIB
dampak-roboh.jpg Honda-Batam
Sejumlah rumah di Blok D, Perumahan Citra Batam terdampak tembok Pollux Habibie yang roboh, Rabu (29/1/2020). (Foto: Nando Sirait)

BATAMTODAY.COM, Batam - Warga Perumahan Citra Batam, terutama warga yang berada di kawasan blok D, yang menjadi korban runtuhnya tembok pembatas mega proyek Pollux Habibie, mempertanyakan proses pemberian izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) proyek tersebut.

Hal ini diutarakan Edy, salah satu warga yang terdampak langsung runtuhnya tembok pembatas proyek tersebut. Pria yang juga berprofesi sebagai kontraktor ini, bahkan mengakui sudah membahas hal tersebut dalam rapat warga yang berlangsung sekitar sebulan lalu.

"Saya sudah pernah buat penilaian mengenai dampak proyek ini dan dibahas dalam rapat warga. Sudah saya sampaikan bahkan dalam rapat warga," paparnya, Rabu (29/01/2020) sore.

Edy menambahkan, adanya penilaian tersebut dilakukan berdasarkan kerapnya banjir lumpur, yang diderita warga blok D apabila Batam tengah diguyur hujan.

Bahkan saat ini, rumahnya yang berada di blok D nomor 154 dinyatakannya dalam kondisi yang menyedihkan. Tidak hanya bagian depan rumah yang terkena puing tembok beton pembatas, namun lantai dasar rumahnya saat ini sudah terendam lumpur dan air yang berasal dari proyek tersebut.

"Tadi ditelepon anak saya pukul 17.00 WIB, begitu saya tiba di lantai dasar semua dah terendam lumpur dan air dari proyek itu. Semua peralatan elektronik sudah hancur, belum lagi pagar dan bagian depan rumah yang dihantam puing beton dan lumpur ini," tuturnya.

Edy menegaskan, pertanyaan mengenai pemberian izin Amdal ini merupakan hal yang sangat logis. Dikarenakan proyek yang telah dikerjakan beberapa tahun silam ini, merupakan salah satu proyek bertaraf internasional dan dikembangkan developer yang telah ternama.

"Bagaimana pemberian izinnya, kenapa begini? Dengan management yang seperti itu, harusnya proyek ini memiliki daya tahan hingga puluhan tahun baru bisa kejadian begini," paparnya.

Hal senada juga diungkapkan warga lainnya, Levi Nurdiansyah yang bertempat tinggal di blok D nomor 156. Hingga berita ini diturunkan, dia belum dapat mengetahui kondisi rumahnya yang masih tertimbun puing dan lumpur proyek.

"Saya baru tahu karena baru pulang, sampai jam segini saya belum bisa masuk ke rumah karena masih ada puing dan lumpur," jelasnya.

Editor: Gokli