Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ekonomi Global Sulit Diprediksi, Ekonom INDEF: Pemerintah Jangan Cari Alasan
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 06-12-2019 | 14:28 WIB
sri-mulyani41.jpg Honda-Batam
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah diminta tidak mencari alasan atas kondisi ekonomi global yang mengalami ketidakpastian dan sulit diprediksi, sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (SMI). Sebab, ekonomi Indonesia masih sangat bergantung kepada domestik.

 

Begitu disampaikan Ekonom INDEF, Eko Listyanto saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Jumat (6/12/2019).

"Seharusnya tidak menjadi alasan (pemerintah). Mengingat sesungguhnya ekonomi Indonesia masih sangat bergantung domestik," ujar Eko.

Dijelaskan Eko, jika diukur menggunakan volume perdagangan per PDB (trade openess) baru sekitar 35 persen. Dan sesungguhnya 65 persen pengelolaan ekonomi Indonesia tidak bergantung kepada situasi global, melainkan lebih bergantung kepada domestik.

Menurut dia, seharusnya pemerintah mengoptimalkan pengelolaan ekonomi domestik yang dimiliki. Bukan malah menaikkan tarif-tarif konsumsi rumah tangga yang justru akan menambah kondisi ekonomi domestik melemah.

"Dengan tidak menambah beban pada konsumsi rumah tangga (tarif listrik, BPJS, tol), dapat membuat ekonomi domestik masih bisa diandalkan. Namun, jika tarif-tarif itu dinaikkan maka ekonomi domestik pun akan dapat melemah," tutur Eko.

Penerimaan Pajak 2019 Tekor, Pengamat: Sri Mulyani Bukan Menteri Keuangan Terbaik
Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan bahwa kondisi ekonomi global sulit diprediksi. Bahkan, para pembuat kebijakan hingga pakar pun diyakini tidak mampu mengatasinya. Sebab, kata dia, pattern dan frekuensinya bebeda.

"Ketidakpastian itu is not new at all. Namun yang berbeda kali ini adalah pattern dan frekuensi yang sama sekali nggak bisa dipastikan," kata Sri Mulyani di The Westin, Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Sumber: RMOL
Editor: Dardani