Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Joint Venture Garuda Indonesia dan Lion Air Juga Lirik Sektor Pendidikan Tenaga Ahli di Batam
Oleh : Nando Sirait
Kamis | 15-08-2019 | 08:28 WIB
kerjasama-garuda-dengan-lion.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Penandatanganan Joint Venture Antara GMFI Dan BAT. (Nando)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kerjasama antara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan Lion Air Group dalam bisnis pembangunan Maintance, Repair, dan Overhaul (MRO) di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), melahirkan kesepakatan dalam bersinergi menuju industri aviasi Indonesia maju.

Kerjasama ini juga disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Darmin Nasution dan juga Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, Rabu (14/08/2019).

Adapun kesepakatan kerjasama (joint venture) antara dua maskapai raksasa di Indonesia ini, akan dilakukan oleh masing-masing anak perusahaan yakni PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) dan Lion Batam Aero Technic (BAT).

Dalam kunjungan kerjanya ke Batam, dua Menteri di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, dan Wakil Presiden, Jusuf Kalla ini, juga menyempatkan diri dalam melakukan penandatanganan prasasti dan peletakan batu pertama, untuk pembangunan Hanggar MRO Lion Air tahap III, dan juga Hanggar Joint Venture (BAT-GMFI). Direncakan akan didirikan di area Bandara Internasional Hand Nadim Batam, dengan total lahan seluas 30 ha.

Dalam kesempatan ini Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, memberikan apresiasi atas kerjasama bisnis yang dilakukan kedua maskapai. Beberapa ketersediaan dan harga bahan bakar avtur, penyewaan hanggar, hingga MRO, merupakan tiga poin penting dalam industri aviasi. Hal ini diakuinya sangat mempengaruhi berjalan baiknya industri tersebut dalam bersaing dengan maskapai milik negara lainnya.

MRO merupakan salah satu faktor penting dalam industri ini. Dengan kerjasama yang dilakukan kedua maskapai ini, kita bisa melakukan saving devisa negara. Biasanya kita yang selalu membuang devisa untuk maintance maskapai ke MRO milik negara lain," paparnya saat memberikan keterangan pers di Batam.

Dengan adanya kerjasama yang dilakukan kedua maskapai ini, Budi juga mengingatkan adanya keuntungan lain yang didapat dari sektor pendidikan vokasi atau pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Dalam hal ini, joint venture yang terjadi antara kedua belah pihak tentunya akan dibarengi dengan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM), yang ahli di bidang perawatan pesawat.

Wujud pengembangan SDM dari kerjasama ini sendiri, diakuinya sudah mulai dilakukan dengan pemberian kesempatan kepada sepuluh sekolah kedirgataraan yang ada di Kota Batam. Hal ini disampaikannya setelah melihat adanya pemberian beasiswa, kepada para tenaga ahli pendidik di sela-sela kegiatan. Keseriusan dalam melahirkan para tennisi handal di bidang perawatan pesawat ini, diharapkannya dapat terus dilakukan oleh kedua belah pihak.

"Kolaborasi ini, saya harapkan tidak hanya berbasis kepada bisnis saja. Tetapi juga mendukung sektor pendidikan, yang melahirkan tenaga-tenaga handal di bidangnya. Tadi saya lihat keuntungan lain dari kerjasama ini, adalah pemberian kesempatan dan beasiswa kepada 10 sekolah yang nantinya bisa berkarir disini," tuturnya.

Menurutnya, dengan pendidikan vokasi yang baik di bidang aviasi, Batam diharapkan dapat melahirkan tenaga pendidik yang baik, selain para siswa yang akan membantu perkembangan industri dengan berkarir di MRO yang dimiliki oleh GMFI dan BAT.

Pentingnya pendidikan vokasi ini juga diutarakannya. Sangat diperlukan memperhatikan bahwa dalam industri ini membutuhkan para tenaga ahli yang sangat detail baik dari segi produksi maupun maintance.

"Kesempatan ini harus kita ambil, karena dari pihak Menko Perekonomian juga telah menunjukkan dukungannya di bidang kepastian hukum kepada para investor," paparnya.

Budi kembali melanjutkan, pengembangan sektor perekonomian sangat berkaitan erat dengan pengembangan skill para tenaga ahlinya. Dengan menyelaraskan hal ini, tentunya akan membuat terwujudnya cita-cita Pemeritah Pusat dalam menembus pasar Internasional, yang akan mempercayakan para tenaga ahli dari Indonesia dalam melakukan perawatan maskapai milik beberapa negara lain.

Dukungan untuk pendidikan vokasi bagi para calon tenaga ahli ini, juga dilontarkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama GMFI, Tazar Marta Kurniawan yang melihat suport besar yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. Dengan adanya dukungan seperti ini, diakuinya memberikan semangat kepada GMFI dalam pengembangan dunia pendidikan kedirgantaraan.

Menurutnya, dengan melahirkan main power yang sangat terlatih di bidangnya. Maka hal ini akan membuat industri aviasi di Indonesia akan berani memasukki pasar dan menjadi pemain global. Anggapan ini sendiri, dikatakannya sebenarnya sudah dilakukan oleh GMFI sejak tahun 2016 lalu.

"Hal ini bermula dari hanggar yang kita bangun di pusat pada tahun 2015 lalu, disana sebenarnya kami sempat bigung akan kita isi apa dengan tenaga ahli yang masih belum ada. Namun tidak berlangsung lama, karena di tahun berikutnya kami berhasil lahirkan main power yang handal di bidangnya," tuturnya.

Dengan perubahan yang dilakukan oleh GMFI, diakuinya kini anak perusahaan maskapai Garuda Indonesia sudah dilirik oleh beberapa perusahaan maskapai asing, dalam melakukan perawatan ringan bahkan perawatan berat seperti perawatan pada rangka pesawat.

Ia juga mengakui adanya kerjasama ini, dikarenakan pihaknya mendapat banyak orderan guna melakukan maintance pesawat milik maskapai Eropa. Dimana untuk ASEAN, Indonesia diakui memiliki Sumber Daya Manusia yang masih memengang peringkat pertama dari segi kualitas. Hal ini menurutnya perlu semakin ditingkatkan, sehingga seluruh teknisi ahli dari Indonesia juga dapat dipercaya untuk bekerja di beberapa maskapai Internasional.

"Melahirkan para teknisi handal, juga merupakan salah satu faktor kita untuk bisa masuk ke pasar global. Semakin banyak kita lahirkan tenaga ahli, maka akan semakin baik untuk industri ini kedepannya," paparnya

Editor: Chandra