Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Buka Hanggar di Hang Nadim Batam, Lion Air Klaim Serba 'yang Pertama'
Oleh : Hadli
Selasa | 28-01-2014 | 15:22 WIB
008112_hanggar_lion002.jpg Honda-Batam
Presiden Lion Air Grup, Rusdi Kirana, saat memberikan sambutan peresmian MRO di Bandara Hang Nadim Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Maintenance Repair and Overhaul (MRO) yang berada di Bandara Hang Nadim Batam merupakan hanggar milik grup maskapai penerbangan Lion Air. MRO milik Lion Air yang dibangun di atas lahan seluas 4 hektar bagian utara Bandara Hang Nadim Batam ini merupakan MRO pertama di Batam.

Pengoperasian MRO di Bandara Hang Nadim ini semakin 'serba pertama Lion Air. Seperti disampaikan Presiden Lion Air Grup, Rusdi Kirana, saat peresmian MRO di Bandara Hang Nadim pada Senin (27/1/2014), Lion Air yang didirikan pada 1999 menjadi maskapai pertama bertarif rendah di Asia. Lion Air juga sebagai maskapai pertama di dunia yang mengoperasikan Boeing 737-900ER, pertama mengoperasikan ATR baru di Indonesia. Yang pertama memesan 737-9 Next dan juga yang pertama di Asia mengoperasikan 737 Next.

"Hari ini di Batam, Lion kembali menjadi yang pertama mendirikan fasilitas pemeliharaan terpadu untuk pesawat dan hari ini kami resmi membuka hanggar kami. Saya harapkan MRO dan perusahaan dirgantara lainnya juga membangun bisnis di sini. Kami ingin melihat lebih banyak MRO dan perusahaan dirgantara di Indonesia dibangun di Batam. Pasar MRO di Batam sangat besar dan Batam Aero Technic tidak mungkin menangani semua pekerjaan yang sangat besar," ujarnya.

Menurutnya, Indonesia sekarang adalah salah satu pasar penerbangan domestik terbesar di dunia. Meskipun demikian, yambahhya, masih sangat sedikit yang membangun MRO di Indonesia. Hal ini akan berubah. Tidak mungkin bagi operator di Indonesia untuk terus menerbangkan pesawat mereka ke luar negeri untuk pemeliharaan berat. Sangat mahal untuk menerbangkan pesawat kosong ke luar negeri untuk pemeliharaan. Di samping itu, pekerjaan pemeliharaan membutuhkan pekerja yang sangat intensif.

"Kelebihan kami di Indonesia, kami memiliki tenaga kerja. Batam Aero Technic akan menjadi lapangan pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja yang sangat trampil. Kami tidak hanya merekrut tenaga kerja tetapi juga mengembangkan tenaga kerja untuk masa yang akan datang," terangnya.

Batam Aero Technic akan banyak melakukan investasi dalam pelatihan dan hubungan baik dengan sekolah-sekolah penerbangan di Indonesia. Seperti akademi penerbangan sipil di Curug, dan sedang melakukan perencanaan dengan Politeknik Batam untuk bekerjasama membentuk dan menghasilkan pekerja di bidang dirgantara. Tujuannya agar para lulusan teknik dirgantara siap bekerja.

"Kami memiliki empat hanggar yang dibangun di Batam. Ini adalah hanggar yang pertama dan kedua. Hanggar ketiga dan keempat akan selesai dibangun pada akhir Juni," katanya kembali.

Keempat hanggar ini akan digunakan untuk pemeliharaan pesawat tipe Boeing 737, ATR dan Airbush 320. Setiap hanggar dapat menampung pesawat berbadan besar seperti Airbush 380 atau Boeing 747.

"Kelak hanggar ini mampu melakukan pemeliharaan berat pada pesawat berbadan besar. Kami juga sedang menyiapkan agar fasilitas pusat perawatan terpadu di Batam ini memperoleh sertifikat IASA yang berarti dapat melakukan perawatan pesawat dengan standar Eropa atau pesawat asing lainnya. Batam Aero Technic juga berencana untuk memperbaiki mesin dan sistem elektronik," harapnya.

Selain itu, tambahnya kembali, Batam juga penting bagi Lion Grup karena menjadi salah satu hub utama yang ada di Indonesia. Hari ini lion air melayani 15 destinasi di Indonesia dan berencana meningkatkannya menjadi 20.

"Alasan kami memilih Batam sebagai hub karena lokasinya yang strategis. Bagi yang ingin melakukan perjalan antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian Timur dapat transit di Batam, tidak perlu transit di Jakarta. Bahkan waktu terbang antara Indonesia Timur dan Barat lebih singkat dibanding lewat Jakarta. Dengan waktu penerbangan yang lebih singkat, lebih menguntungkan bagi penumpang dan usaha penerbangan. Waktu yang lebih singkat itu dapat menghemat bahan bakar. Seperti yang diketahui, bahan bakar memerlukan sekitar 40% dari total biaya maskapai. Dengan penghematan itu, membuat perusahaan penerbangan dapat meningkatkan keuntungan dan memberikan penumpang tarif tiket yang lebih murah," pungkasnya.

Rusdi berjanji, mulai tahun depan, setelah grup kion air selesai membentuk jaringan domestic di Batam, akan diluncurkan layanan penerbangan internasional, seperti menghubungkan Batam dengan beberapa kota di China, Thailand, Vietnam, India dan Timur Tengah.

Editor: Dodo