Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Komisi VI DPR Dukung Pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai
Oleh : surya
Jum'at | 23-03-2012 | 17:34 WIB

JAKARTA-batamtoday-Komisi VI DPR yang membidangi industri dan perdagangan mendukung penuh pengembangan Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali karena sudah tidak memungkinkan untuk aktivitas angkutan penumpang dan barang (kargo). 

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima (F-PDIP) saat bertemu jajaran Direksi Angkasa Pura I  saat melakukan kunjungan kerja (kunker) di Bali akhir pekan lalu. "Pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, diharapkan dapat memberikan peningkatan pelayanan agar sesuai dengan standar bandara kelas dunia,” kata Aria Bima.

Menurut Aria Bima,  dalam kunker spesifik meninjau pengolalaan dan pengembangan Bandara Ngurah Rai, Komisi VI DPR menilai Bali memiliki potensi ekonomi untuk dikembangkan karena berada di jalur koridor ekonomi Bali-Nusa Tenggara Barat, yang menjadi program masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

"Jadi Bali merupakan pintu gerbang kegiatan ekonomi utama pariwisata di Indonesia dan pendukung pangan lainnya. Sedangkan kapasitas Bandara Ngurah Rai sekarang sudah tidak memungkinkan untuk aktivitas angkutan penumpang dan barang, sehingga butuh dikembangkan,” jelasnya.

Aria Bima mengatakan,  jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2011 hampir 40 persen melalui Bali. "Jadi Bandara Ngurah Rai merupakan pintu masuk utama yang mendapatkan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara terbanyak dalam rangka peningkatan konektivitas untuk mendukung pengembangan ekonomi utama pariwisata melalui peningkatan kapasitas dan pelayanannya," katanya.

Pada kesempatan itu, ujar Bima, Komisi VI DPR berharap agar pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali memberikan kontribusi yang nyata bagi perkembangan perekonomian nasional umumnya, dan perekonomian di Provinsi Bali, serta dapat turut serta mensukseskan program MP3EI yang telah dicanangkan oleh pemerintah.

Menurutnya, semakin berkembangnya perekonomian suatu daerah/wilayah, maka kebutuhan pengembangan prasarana bandar udara sangat mendesak dan penting. Begitu juga permintaan akan angkutan udara semakin meningkat, dan jumlah penumpang setiap tahun akan meningkat pula. “Oleh karenanya, agar mampu mengimbangi pertumbuhan tersebut, beberapa bandara Indonesia perlu diperluas secara signifikan,” jelasnya.

Bima menambahkan, bandar udara merupakan prasarana penting sektor perhubungan dalam mendukung kegiatan perekonomian di samping pelabuhan laut, sehingga merupakan tanggungjawab dan peran negara dalam membangun dan mengembangkan prasarana perhubungan untuk publik, termasuk bandar udara. Pengembangan bandar udara memerlukan adanya regulasi dan kebijakan negara yang tidak hanya mendorong kegiatan perekonomian, tetapi harus dapat mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat, tuturnya. Aria Bima memberikan contoh, seperti terpenuhinya kebutuhan dan kenyamanan masyarakat dalam memanfaatkan bandar udara yang dibangun dan dikelola oleh negara.

DPR juga berharap agar PT. Angkasa Pura I sebagai salah satu BUMN yang bergerak di bidang pelayanan jasa navigasi penerbangan dan pengelolaan bandar udara dapat mencapai visinya menjadi perusahaan pengelola bandar udara kelas dunia yang memberikan manfaat dan nilai tambah kepada stakeholder.

Menurutnya, peningkatan fasilitas dan pelayanan kebandarudaraan akan berpengaruh signifikan terhadap program peningkatan daya saing nasional. Oleh karena itu, BUMN kebandarudaraan dalam menyelenggarakan usaha jasanya diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat meningkatkan nilai investasi dan kenyamanan, tuturnya.

Sementara itu Direktur PT. Angkasa Pura I (Persero) Bali, Tommy Soetomo mengatakan, pihaknya saat tengah memperluas pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai dari 65.000 m2 menjadi 139.000 m2 untuk mengejar target penumpang 16 juta penumpang per tahun. Sedangkan pengembangan terminal domestik yang semula seluas 13.000 m2 akan didemolish menjadi apron, dan kegiatan terminal domestik akan menempati eks terminal internasional seluas 65.000 m2 dengan target penumpang 9,4 juta penumpang per tahun.

Sedangkan untuk mempertahankan kualitas pelayanan atas lonjakan calon penumpang dan keluhan penumpang, PT. Angkasa Pura I kata Tommy, telah melakukan antisipasi, antara lain salah satuhnya merenovasi terminal domestik dengan memperluas area ruang tunggu penumpang dan pengoperasian "buggy car" untuk penumpang lanjut usia, anak-anak, cacat dan orang sakit.

Dia berharap, dengan adanya pengembangan Bandara Ngurah Rai ini akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah Bali. 

Kunjungan spesifik Komisi VI DPR dipimpin Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima, didampinhi Anggota Komisi VI Ferarri Roemawi (F-PD), Eddy Kuntadi dan Hayani Isman Soetoyo (F-PG), Ecky Awal Mucharam (F-PKS), Iskandar D. Syaichu dan Mochammad Mahfudh (F-PPP), Edhy Prabowo (F-Gerindra).