Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dinkes Tanjungpinang Imbau Warga Sukseskan Vaksinasi MR
Oleh : Charles Sitompul
Kamis | 27-09-2018 | 19:52 WIB
sekseskan-vaksinasi-mr.jpg Honda-Batam
Kepala dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Rustam menyampaikan pemahaman tentang bahaya virus Rubella dan Campak. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepala dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Rustam menjelaskan bahayanya virus Measles atau Campak dan Rubella terhadap anak-anak dan ibu yang sedang hamil.

Virus Rubella atau campak, kata Rustam, dapat menimbulkan komplikasi serius terhadap kematian anak dan bahkan mengakibatkan cacat bawaan pada anak-anak yang dilahirkan oleh ibunya akibat tertular campak Rubella.

"Akibat dari Sindroma Rubella Congenital dapat mengakibatkan penyakit katarak mata, gangguan pendengaran dan lainnya," jelas Rustam pada acara evaluasi dan perpanjangan Vaksinasi MR di Puskesmas Batu 10, Tanjungpinang, Kamis (27/9/2018).

Penyeberan Campak dan Rubella berkembang dan menjadi wabah penyakit yang luar biasa karena dapat menyebar melalui udara, hal itu terbukti, perkembangan Campak dan Rubella di Indonesia mencapai 5.000 lebih kasus dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

"Hingga saat ini, belum ada obat alternatif atau pencegahan untuk penyembuhan Campak dan Rubella di dunia ini. Kecuali melalui penyuntikan vaksin imunisasi MR Campak dan Rubella," tegas Rustam.

Mengenai vaksin yang sebelumnya dikatakan tidak halal, Rustam menambahkan, hingga kini belum ada satupun produk vaksin MR di dunia yang memiliki sertifikat halal. Baik yang diprodusen dari India, Jepang maupun China.

Dari tiga negara yang memproduksi vaksin MR, baru India lah yang memiliki sertifikasi dari Badan World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia Persatuan Bangsa Bangsa (PBB).

"Vaksin dari India telah digunakan di 134 negara di dunia. Di antaranya, 26 negara islam seperti Malaysia, Mesir, Saudi Arabia, Turki dan beberapa negala lainnya," sebutnya.

Sedangkan negara China memproduksi vaksin yang dikonsumsi oleh negara-negara lain, namun produknya belum mendapatkan sertifikasi izin edar dari Badan WHO PBB, Jepang sendiri baru hanya untuk konsumsi negaranya dendiri.

Dengan latar belakang itu, Pemerintah Kota Tanjungpinang mengajak seluruh orangtua mengikutkan anaknya usia 9 bulan hingga 15 tahun untuk mengizinkan anaknya mengikuti penyuntikan MR secara gratis, baik di seluruh jenjang sekolah, Posyandu maupun Puskesmas dan rumah sakit.

Sehingga generasi muda Kota Tanjungpinang terhindar dan bebas dari MR di 2020 mendatang. "Tahun 2018, di Kota Tanjungpinang terdapat 16 anak positif Rubella. Sebelumnya 14 anak," katanya.

MUI juga telah mendukung serta memperbolehkan putra-putri bangsa Indonesia melakukan penyuntikan agar terhindar dari bahaya virus MR. "Alhamdulillah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sudah menyetujui perpanjangan jadwal pelaksanaan imunisasi dari 30 September hingga 31 Oktober 2018 nanti," pungkasnya.

Ini Bahaya dan Gejala Campak Rubella

Rubella atau campak Jerman adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit. Rubella umumnya menyerang anak-anak dan remaja.

Menurut data WHO, pada tahun 2016 di Indonesia terdapat lebih dari 800 kasus Rubella yang sudah terkonfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium. Penyakit ini disebabkan oleh virus Rubella dan dapat menyebar dengan sangat mudah.

Penularan utamanya dapat melalui butiran liur di udara yang dikeluarkan penderita melalui batuk atau bersin. Berbagi makanan dan minuman dalam piring atau gelas yang sama dengan penderita juga dapat menularkan Rubella.

Sama halnya jika Anda menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda setelah memegang benda yang terkontaminasi virus Rubella.

Rubella dan Kehamilan

Walau sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit, Rubella berbeda dengan campak. Penyakit ini biasanya lebih ringan dibandingkan dengan campak. Tetapi jika menyerang wanita yang sedang hamil, terutama sebelum usia kehamilan lima bulan, Rubella berpotensi tinggi untuk menyebabkan sindrom rubella kongenital atau bahkan kematian bayi dalam kandungan.

WHO memperkirakan setiap tahun terdapat sekitar 100.000 bayi di dunia yang terlahir dengan sindrom ini.

Sindrom rubella kongenital dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi, seperti tuli, katarak, penyakit jantung bawaan, kerusakan otak, organ hati, serta paru-paru. Selanjutya, diabetes tipe 1, hipertiroidisme, hipotiroidisme, serta pembengkakan otak juga dapat berkembang pada anak yang terlahir dengan sindrom ini.

Editor: Gokli