Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demi Pulang ke Kampung Halaman

Miris, TKI Ilegal Ini Harus Berenang dan Naik Turun Kapal Sambil Gendong Anak
Oleh : Romi Chandra
Kamis | 03-05-2018 | 14:04 WIB
marni-tki1.jpg Honda-Batam
Marlina, TKI ilegal asal Medan sedang menggendong anaknya. (Foto: Romi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Puluhan TKI ilegal yang berhasil diselamatkan Tim Macan Polresta Barelang, Kamis (3/5/2018) dini hari tadi, ternyata mendapat perlakuan tidak wajar mulai sejak keberangkatan dari Malaysia hingga tiba di Batam.

Bayangkan saja, saat ingin berangkat dari Malaysia, mereka harus berenang ke tengah laut menuju kapal penjemput. Hal yang sama juga dialami begitu sampai di Pantai Bale Bale, Kampung Tua Bakau Serip, Kecamatan Nongsa.

Tidak hanya itu, ukuran kapal dengan jumlah mereka yang mencapai 71 orang tentu tidak memadai. Saat di atas kapal, mereka harus jongkok dan dibariskan seperti susunan kue dalam kotak. Kepala mereka juga tidak boleh kelihatan keluar kapal.

Seperti yang dialami oleh Marlina. Tidak hanya harus mengangkut tas berisi pakaian yang cukup besar, ia juga harus berenang sambil menggendong anaknya yang masih balita agar tidak terendam air.

Kondisi ini harus dilakukan agar bisa pulang ke kampung halamannya. "Tas harus saya jinjing, dan anak harus saya gendong," kenangnya.

Selama di perjalanan, mereka harus menahan dingin akibat pakaian yang basah. "Anak saya menangis terus karena kedinginan. Ya mau gimana lagi demi bisa pulang kampung," akunya kepada BATAMTODAY.COM, Kamis (3/5/2018).

Dalam kapal tersebut, diisi oleh 71 TKI yang terdiri dari 55 laki-laki, 14 perempuan dan 2 balita.

Diakui Marlina lagi, untuk pulang ke tanah air, ia hanya memiliki uang pas-pasan. Agar bisa sampai ke kampung halaman di Medan, ia mengeluarkan biaya sebesar 1.300 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp 4,1 juta.

"Ongkos yang dikeluarkan tergantung daerah masing-masing. Kalau saya sekitar Rp 4,1 juta. Itu sudah lengkap mulai dari Malaysia ke Batam, dan dilanjutkan dari Batam ke Medan," jelasnya.

Parahnya lagi, saat akan turun dari kapal begitu tiba di Pantai Bale Bale, ia bersama rombongan lainnya didorong paksa. Barang-barang mereka juga dilempar ke air. Sementara kapal masih berjalan.

"Tas pakaian anak saya tidak ketemu karena tadi berdesak-desakan. Situasi juga gelap, jadi saya terpaksa pinjam baju anak penumpang lainnya untuk mengganti pakaian anak saya yang basah, biar tidak masuk angin," sebutnya lagi.

Meski demikian, ia tetap bersyukur bisa selamat sampai di Batam. "Yang penting kami sudah selamat, dan sudah tiba di Batam. Tinggal melanjutkan perjalanan pulang ke kampung," pungkasnya.

Ke-69 TKI dan dua balita ini diselamatkan Tim Macan Polresta Barelang dalam pengungkapan penyelundupan TKI lewat Pantai Bale Bale, Kampung Tua Bakau Serip, Kecamatan Nongsa, Kamis (3/5/2018) dini hari, sekitar pukul 04.00 WIB.

Tim gabungan Unit Buser dan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polresta Barelang itu juga berhasil meringkus sembilan orang terindikasi sebagai 'pemain' TKI ilegal.

Editor: Yudha