Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Puncak Peringatan HUT Kota Tanjungpinang ke -228

Suryatati Ingatkan Kembali Sejarah Tanjungpinang
Oleh : Charles/Mg
Sabtu | 07-01-2012 | 11:14 WIB
Wako_Tanjungpinang_Suryatati_A_Manan.JPG Honda-Batam

Walikota Tanjungpinang, Suryatati A Manan. Foto:Charles/batamtoday

TANJUNGPINANG, batamtoday- Puncak peringatan HUT ke-228 kota Tanjungpinang, diperingati di Taman Budaya Senggarang-Tanjungpinang, Jum’at (6/1/2012) kemarin.

Dalam amanahanya, Wali kota Tanjungpinang, Suryatati A Manan, menjelaskan sejarah Kota Tanjungpinang. Walaupun usia Kota Tanjungpinang telah mencapai angka ratusan tahun, namun peringatannya sampai dengan tahun 2012 ini baru 23 kali diselenggarakan.

Dalam sejarah kota Tanjungpinang, kata Suryatati, peringatan pertama dilakasanakan pada tanggal 6 Januari 1989 di halaman Gedung Daerah Tanjungpinang dalam HUT ke 205 semasa Tanjungpinang masih menjadi Ibu kota Kabupaten Kepulauan Riau sekaligus Ibu Kota Kabupaten Administratif Tanjungpinang.

"Penetapan hari jadi kota Tanjungpinang ini dilakakukan melalui SK Bupati Kabupaten Kepulauan Riau Murwanto, dan sebelum ditetapakan melalui SK, sebelumnya pemerintah membentuk tim penetapan hari jadi kota Tanjungpinang, yang saat itu diketuai oleh Rida K Liamsi ditambah lima orang anggota lainya, Dr Roesmawi Rifin, Drs Abdurrachman, Edy Maruntu (alm), Muchtar Zam, dan Akmal Attarick (alm). Sebagai penanggung jawab M Sani (Gubernur Kepri) yang kalau itu menjabat walikota Administratif Tanjungpinang,"sebut Suryatati. 

Hasil kerja tim melalui surat Walikota Administratip tanggal 23 Oktober 1987 itu, disampaikan kepada Bupati KDH TK II Kepri yang selanjutnya melalui Bupati tanggal 27 Oktober 1987 diteruskan kepada DPRD TK II Kepulauan Riau, kemudian Dewan dengan SK No. 17/1987 DPRD  tgl 14 November 1987 menetapkan tanggal  6 Januari 1784 sebagai hari jadi Kota Tanjungpinang, ketua Dewan pada waktu itu A Razak AB.

Secara singkat, kata Suryatati, tim penetapan hari jadi bekerja dibantu dengan tim peneliti dan pencari fakta yang beranggotakan tokoh-tokoh yakni R Hamzah Yunus (alm), R.A Razak (alm) Said Hasan (alm) Mukhsin Khalidi (alm), Razak AB dan Drs Nyat Kadir.

Setelah melalui pengkajian dan seminar-seminar, tim menetapkan peristiwa perang melawan Belanda yang dimenangkan Raja Haji Fiisabilillah, dimana pasukan Raja Haji berhasil menenggelamkan kapal komando terbesar Belanda “Malakas Welfaren” di dekat pulau paku Teluk Keriting Tanjungpinang, dan menewaskan 500 personil Belanda serta seorang hakim agung pada tanggal 6 Januari 1784 dijadikan hari jadi kota Tanjungpinang.

Lebih lanjut dikatakannya, kalau kita melihat jejak sejarah, betapa gemilangnya kerajaan Melayu zaman dahulu, dan kegemilangan itu akan berulang dimasa yang akan datang, hanya menunggu waktu, bisa sewindu, dasawarsa atau lebih dari itu, tergantung pada generasi penerus yang ada saat ini. 

"Tetapi dengan syarat selalu bersyukur atas apa yang ada yang telah dikaruniai Allah, karena orang yang selalu bersyukur akan ditambah nikmatnya dan yang tak pandai bersyukur akan dicabut nikmatnya oleh yang maha kuasa,"tegas Tatik.

Dalam kesemapatan itu, Suryatati juga menyatakan agar semua pihak perlu melakukan instrospeksi diri, agar bisa memperbaiki hal-hal yang masih kurang dan menggenjot kualitas diri, jadi tidak selalu mencari kambing hitam kalau menghadapi kegagalan. Dan yang tidak kalah penting hendaknya selalu bersatu untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik melawan kemiskinan dan ketidakberdayaan, saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ingat-mengingatkan kalau ada yang tersalah jalan.

"Kita juga harus pantang menyerah dalam meneruskan perjuangan hidup, tidak banyak mengeluh tapi berupaya sekuat tenaga mendayagunakan potensi yang diberikan kepada kita, pikiran boleh global, tetapi bertindak tetap menghormati budaya setempat,”ajak Suryatati.