Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sikap Presiden Jokowi yang Tak Tahu Ada Perang Narkoba Internasional di Indonesia Disesalkan
Oleh : Irawan
Minggu | 25-02-2018 | 16:30 WIB
fahri-hamzah-kpk-21.jpg Honda-Batam
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyesalkan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hanya diam saja dan tidak tahu banyaknya penyeludupan narkoba di perairan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Padahal Beberapa bulan terakhir ini, Indonesia dibanjiri oleh masuknya narkotika jaringan internasional. Untungnya berhasil digagalkan aparat gabungan Kepolisian dan Bea Cukai. Tangkapan pertama 1 ton di Batam, yang kedua 1,6 ton pekan lalu juga di Batam dan ketiga kemarin sekitar 3 ton juga di perairan yang sama, yakni Batam Kepulauan Riau (Kepri).

Menanggapi ini, Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Fahri Hamzah lewat pesan singkatnya yang diterima wartawan, Minggu (25/2/2018), mengaku sangat prihatin karena dalam suasana perang, presiden tidak tahu.

"Kita kehilangan panglima, kita tidak punya pemimpin, presiden kita tidak tahu bahwa ini ada perang. Invansi kepada Indonesia melalui semua jalur telah terjadi," Ujarnya.

Fahri Mengatakan, invasi ekonomi, invasi ideologi, invasi pollitik, dan didalamnya termasuk invasi produk-produk berbahaya, baik karena efek dari adanya negara-negara yang memiliki kebijakan untuk melancarkan perang candu, mengirim produk-produk berbahaya kepada Indonesia supaya bangsa ini akan lumpuh.

"Nah, dalam suasana perang seperti ini, mana presidennya, dan apa komandonya? Kita tidak meminta presiden kita bertindak seperti presiden Duterte membunuh orang. Karena itu juga tidak boleh melanggar hukum dan HAM, ditentang oleh konstitusi kita," imbuhnya.

Tapi paling tidak, menurut Fahri, bangsa ini punya arah sehingga tidak saja setiap orang, setiap keluarga, setiap pejabat, setiap penegak hukum itu harus tahu mesti berbuat apa, untuk menjaga agar bangsa ini tidak menjadi bagian dari gurita bisnis narkoba dunia sekarang yang telah menjadikan Indonesia sebagai pasar yang paling dominan.

Bahkan yang menyedihkan dan mengerikan, lanjut Politisi PKS ini, lama-lama melihat jumlah konsumen narkoba di Indonesia dan jumlah transaksi ekonominya mengkhawatirkan, sampai-sampai nanti uang haram ini mulai masuk ke darah negara, darah pejabat, darah pemerintah.

Sehingga, Kata Fahri, akan mulai terjadi penyimpangan secara mendasar dari garis-garis cita-cita nasional yang pada dasarnya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

"Dengan besarnya jumlah konsumen Narkoba, maka upaya kita mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, ikut serta dalam perdamaian dunia yang berdasarkan pada perdamaian abadi yang berkeadilan sosial, semuanya menjadi hancur lebur karena narkoba semakin mengerikan," tutupnya.

Editor: Surya