Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bawang Merah Persia Bisa Melawan Resistensi Antibiotik TBC
Oleh : Redaksi
Senin | 22-01-2018 | 10:26 WIB
bawangmerah01.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Bawang merah Persia dapat membantu melawan resistensi atibiotik pada kasus tuberkolosisi atau TB alias TBC.

Sepertidikutip dari bbc.com, peneliti percaya bahwa sifat atibakteri yang diekstrak dari bawang merah Persia dapat meningkatkan efek pengobatan antibotik.

Peneliti mengatakan hal tersebut dapat membantu mengembalika keadaan TB yang resistan terhadap obat, yang menginveksi pada 490.000 orang pada 2016. Kendati demikian, penelitian terkait hal tersebut masih dalam tahap awal dan uji klinis.

Dalam studi yang dipimpin Birkbeck, University of London dan University College London, tim peneliti melakukan tes pada empat molekul yang berbeda dari bawang merah, yang merupakan bahan pokok masakan Iran.

Mereka menemukan keempatnya menunjukkan penurunan signifikan atas keberadaan bakteri dalam TB resisten multidrug - kandidat paling menjanjikan yang menghambat pertumbuhan sel TB terisolasi hingga lebih dari 99,9 persen.

Tim menyimpulkan, senyawa kimia tersebut dapat digunakan bersamaan dengan antibiotik yang ada untuk memerangi strain TB yang telah mengembangkan ketahanan terhadap obat anti-bakteri.

Dr Sanjib Bhakta dari departemen biologi Birkbeck, salah satu penulis studi tersebut, mengatakan meskipun ada upaya global terpadu untuk mencegah penyebaran TB, sekitar 10 juta kasus baru dan dua juta kematian dilaporkan terjadi pada 2016.

"Dalam mencari anti-bakteri baru, kita cenderung berfokus pada molekul yang cukup potensial untuk dikembangkan secara komersial sebagai entitas obat baru sendiri," katanya, dikutip Minggu (21/1/2018).

Kepala Departemen Kimia Farmasi dan Biologi UCL Prof Simon Gibbons mengataka, produk alami dari tumbuhan dan mikroba memiliki potesi sebagai sumber antibiotik terbaru.

"Alam adalah ahli kimia yang luar biasa kreatif dan kemungkinan tanaman seperti bawang merah Persia menghasilkan bahan kimia ini," katanya.

Pada Oktober, Kepala Petugas Medis Inggris Prof Dame Sally Davies mendesak para pemimpin global untuk mengatasi ancaman resistensi antibiotik yang semakin meningkat.

Pakar medis mengatakan bahwa obat ini digunakan terlalu banyak, dan 25.000 orang meninggal di seluruh Eropa setiap tahun karena infeksi yang resistan terhadap obat.

Sumber: Bisnis.com
Editor: Gokli